Aduh, Mau Ketemu Tuhan, Kok, Jauh Jauh Sih!
25 Feb 2011, 23:03
Demikian salah satu keluhan umat Lingkungan Thomas 1 Wilayah I di dalam mobil yang membawa kami ke Wisma Santa Monica 2 di bilangan Ciawi. Perjalanan dari Jakarta yang biasanya bisa ditempuh sekitar 1,5 jam, waktu itu (14/2/11) menjadi 4,5 jam. Di antaranya macet total sehabis keluar pintu tol Ciawi menuju tempat rekoleksi Santa Monica, di mana jarak hanya tinggal 10 KM saja ditempuh selama 2 jam. Rombongan dengan mobil lain malah lebih lama lagi, sehingga mulai acara rekoleksi dari semula pukul 20.00 menjadi pukul 24.00.
Namun setelah sekitar 70 orang dari umat Thomas I dan Thomas 6 berkumpul lengkap, suasana menjadi cair dan hangat, lupa akan "penderitaan" yang baru saja dialami. Rekoleksi dipimpin oleh Rianto dan Heru mulai melakukan pemanasan dengan mencoba "mengunyah" firman Tuhan akan adanya kehidupan yang dikelilingi oleh berbagai kesesatan. Di mana kesesatan itu selalu menggoda kita, dan kita harus berusaha untuk tidak berbuat sesat. Caranya? Nah, itulah salah satu di antaranya dengan rekoleksi. Kata Rianto, rekoleksi berarti mengumpulkan kembali, menyegarkan kembali dengan mengambil tempat di udara yang dingin dan nyaman. " Inilah gunanya mencari Tuhan jauh-jauh dari Kebon Jeruk." Kata pemandu yang selalu menggunakan bahasa sederhana dalam mengungkapkan apa yang terbaca di Kitab Suci itu, tetapi gampang dimengerti dan dicerna oleh umat. Khususnya umat Lingkungan Thomas 1.
Mengantar istirahat tidur dibekali dengan meditasi dengan alunan doa bagaimana menjauhkan diri dari kesesatan. Kemudian keesokan harinya acara dilanjutkan dengan pencerahan bagaimana idealnya membawa diri dalam kehidupan ini. Di mana bekal pencerahan yang mengambil contoh sebagai wortel, telur, atau kopi, yang kesemuanya kalau dicelupkan di air panas. Wortel semula adalah keras setelah itu menjadi lembek dan empuk. Ini ibarat kita yang semula mempunyai prinsip dan sifat keras dalam arti positif, tetapi setelah tersiram air panas yang diibaratkan tempa kehidupan, bisa menjadi lembek dan tak berdaya. Sementara telur dengan proses yang sama dari cair menjadi padat dan keras dalam arti bisa negatif dan positif. Lha, kopi kalau tercampur air panas bisa larut dan menghasilkan bau aroma yang semerbak harum bagi yang menghirupnya.
Dari contoh wortel, telur, dan kopi itu, para peserta rekoleksi berdiskusi dalam kelompok-kelompok. Setelah kelompok-kelompok bertemu dalam sesi pleno untuk saling berbagai hasil diskusi. Acara ini begitu segar dan menarik karena disertai permainan, nyanyian-nyanyian gembira dan yel-yel kelompok. Menariknya adalah ada kelompok yang memilih juru bicara orang yang biasanya diam saja dalam pertemuan-pertemuan lingkungan. Tetapi, meskipun bicara tertatih-tatih, apa yang mereka sampaikan mencerahkan, dan lebih dari itu suasana diwarnai kocak yang bikin ketawa seluruh peserta. Ha, ha, ha...pokoknya meriah dan bakal tidak bisa dijumpai di Kebon Jeruk. Memang, mencari Tuhan bisa dari jalan manapun.
Acara sehari penuh ini ditutup dengan prosesi ritual di mana peserta saling memaafkan sambil saling berpelukan. Mengharukan, banyak yang keluar air mata tak terasa. Dan pulang kembali ke Jakarta dengan perasaan enteng ibarat "jiwa baru dicuci". Apalagi perjalanan pulang lancar sekali hanya 1,5 jam saja.
Terima kasih kepada Ketua Lingkungan Thomas 1, Elias Hartanto bersama jajarannya yang tak jemu-jemu mengadakan kegiatan keakraban umat warganya.
(Ign. Sunito)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |