Menjadi Murid Yesus, Pencerahan Romo
29 Sep 2010, 07:03
"Orang yang tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid Yesus." Kata-kata yang meluncur seperti itu, tidak enak didengar. Untunglah pada hari Minggu (5/9), aku mendapat pencerahan dari Romo yang memimpin misa dan adorasi di Auditorium MBK. Tuhan ingin penyerahan diri yang utuh untuk bersatu dengan Allah.
Ilustrasi pacaranSeorang laki dan perempuan muda yang lagi kasmaran, jika orang tua menentang hubungan mereka berdua pastilah mereka akan membela kekasihnya mati-matian. Soal pacar: tai kucing juga rasanya seperti coklat. Bahkan rela meninggalkan orangtua dan saudaranya. Mengapa kita tidak rela untuk Tuhan? Cerita mengenai St. Teresa Benedicta dari Salib (1891-1942) pastilah menarik.
Edith Stein teladanIa dilahirkan 12 Oktober 1891 di Breslau, Jerman.Anak pasutri Siegfreid Stein dan Agusta Courant. Tentang ibu yang telah mendidiknya dengan baik, ia menulis: "Ibuku telah memberikan dasar hakiki pada diriku dan membentuk kehidupanku. Aku selalu memikirkan dan mengenangnya selalu.Aku sangat dekat dengannnya."Sebagai anak Yahudi ia beribadat di sinagoga. Namun sejak usia 13 hingga 21 tahun ia mengalami krisis iman. Ia tidak percaya eksistensi Allah sebagai Pribadi. Ia kehilangan kemampuan untuk berdoa dan menyebut dirinya ateis.
Menemukan kebenaranTahun 1916 Edith meraih gelar doctor bidang filsafat di Universitas Freirburg dengan summa cum laude. Ada dorongan yang kuat baginya untuk menjadi Katolik. Dia sedih, karena jika ia masuk katolik akan membawa kesedihan dan penderitaan bagi keluarganya. Bagi orang Yahudi Yesus adalah manusia biasa dan penjahat. 1921 ia membaca buku "Otobiografi" Teresa Avila dan meyakinkan dirinya: "Inilah kebenaran". Jika Edmund Husserl menjadi petunjuk baginya ke dalam filsafat fenomenologi, maka Teresa Avila menjadi petunjuk jalan rohani kepadanya. 1 Januari 1922 ia dibaptis di Gereja St.Martinus, Bergzabern.
Biarawati KarmelitesIa bikin sedih ketika memutuskan untuk jadi Katolik. Sekarang ia mau jadi biarawati Karmelites yang tertutup dan mungkin hubungan ibu dan anak terputus dan tidak bisa bertemu lagi.Edith menulis: "Ibu menutup muka dengan telapak tangannya dan menangis histeris. Saya berdiri di samping kursi memandang ketuaannya. Rambutnya yang panjang tengah memutih terurai menutupi wajahnya. Untuk pertama kali dalam hidup ini, ibu saya menangis di hadapan saya dan memeluk saya tanpa berbicara apa-apa."Tanggal 14 Oktober 1933, ia masuk biara Karmel di Koln. Tanggal 15 April 1934 menerima busana Karmel dengan nama Teresa Benedikta dari Salib (menghormati S. Yohanes dari Salib 1542-1591, Teresa Avila 1515-1582 dan S.Benediktus 480-547)Terpujilah Engkau, Salib Suci. Salib satu-satunya harapan kami. Yesus ingin kita mengikuti Dia dalam kemurnian hati, hati kita harus bebas dari setiap khayalan duniawi. "Yang tidak melepaskan diri dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKU." 9 Agustus 1942 ia dibunuh bersama adiknya Rosa Stein, seorang karmel awam dan ribuan orang Yahudi di kamar gas Auschwitz. Ia menumpahkan darah sebagai silih, kurban pendamaian bagi Tuhan dan bangsa Yahudi.
(Tomas Samaria,Sumber lain: Perempuan, edDr. Edison R.L Tinambunan O.Carm)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |