Siapakah Kita Sehingga Menghakimi LGBT?

 Sigit Kurniawan  |     25 Mar 2017, 12:26   |  

Mereka yang termasuk dalam kategori LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender) sering menjadi kelompok marjinal di berbagai komunitas sosial, termasuk komunitas umat beragama. Mereka sengaja tersingkirkan karena dinilai menyimpang dari sesuatu yang umum atau normal.

Namun, terkait LGBT ini, Paus Fransiskus pernah berujar, "Jika seseorang adalah gay dan ia mencari Tuhan, serta memiliki niat baik, siapakah aku sehingga menghakimi? Kita tidak harus meminggirkan orang karena ini. Mereka harus diintegrasikan ke dalam masyarakat."

Paling tidak, sikap itulah yang kembali ditegaskan kembali dalam talkshow "LGBT Menurut Pandangan Gereja Katolik" dengan narasumber Romo Andang Listya Binawan SJ dan Ratih Ibrahim, psikolog klinis dan founder The Personal Growth di Auditorium MBK, Minggu (19/3/2017).

"Gereja tetap tegas menyatakan tidak ada perkawinan sejenis karena perkawinan itu untuk tujuan prokreasi. Tapi, Gereja tetap merangkul dan mencintai mereka yang termasuk LGBT. Gereja tetap terbuka pada siapa pun. Justru karena kelemahan manusia, Gereja hadir," kata Romo Andang.

Sementara itu, Ratih Ibrahim menyatakan perlunya memahami secara benar apa itu LGBT sehingga terhindar dari stigmatisasi dan peminggiran mereka. Selain itu, Ratih menegaskan pentingnya peran orang tua dalam pembentukan identitas jender mereka. "Keluarga tetap diharapkan mampu menjadi rumah bagi mereka ketika dunia meminggirkan mereka," kata Ratih.

Video summary talkshow LGBT dari kacamata psikologi klinis, bisa dilihat di bawah ini:

 

Lihat Juga:

Seputar MBK (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi