Banjir Siapa Takut? Kuasa Doa Demi Mengikuti Rekoleksi

 Tomas Samaria  |     25 Jan 2014, 15:04

Hujan terus menerus beberapa hari. Banjir telah menggenangi halaman apartemen sampai ujung jalan raya. Tinggi luapan air melewati lutut orang dewasa. Bu Mar harap-harap cemas di tempat anaknya, karena ia harus menjaga cucunya. Hatinya ingin sekali mengikuti rekoleksi. Ia rindu untuk mendengar sabda Tuhan dan memuji Tuhan dan temu kangen dengan komunitasnya.

Dalam kegalauannya, ia dengar daun pintu diketuk-ketuk orang. Ada seorang muda menawarkan makanan siap saji dan siap antar. Maklum orang di apartemen, tidak bisa mengeluarkan mobil atau pergi belanjaan di pasar.

"Apa bisa jalan?," tanyanya. "Tante ingin ikut keluar, mau pergi rekoleksi besok!," terusnya. Ternyata orang muda itu hanya mengurus order dan bosnya yang mengirim ke apartemen. Bu Mar berdiri terpaku sambil membayangkan rekoleksi berjalan seru. Ada yang menyanyi dan macam-macam olah tingkah ibu-ibu.

Tiba-tiba terlintas di pikirannya, ada umat lingkungan yang berdagang di Puri. Kalau ia pulang ke rumah, ia bisa ikut juga. Ia coba telpon ke sana. Jawabannya membuat ia terhempas di kursi.."Tante, aku sudah ada di rumah. Kami pulang jam satu tadi."

Bu Mar duduk lemas sambil menatap cucunya yang bermain di pangkuan ibunya. Ia belum patah semangat atau kendur.Walau pun langit masih mendung seperti wajahnya yang murung. Ketika pikirannya sedang menerawang ke rekoleksi yang diidam-idamkannya itu, ada ketukan lagi di daun pintu.

"Tante bisa ikut sampai Kepa Duri. Si Kristin bawa mobil sekalian jemput anaknya di Greenville.," saran orang muda tadi. Ia tidak percaya ada malaikat penolong yang datang. "Apa mobilnya bisa lewat dekat rumah saya," tanyanya lagi. "Bisa tante," desak anak muda itu lagi.

"Tapi saya tidak kenal Kristin," jawab bu Mar seperti orang asing. "Saya akan kirim foto tante," lanjut orang itu sambil mengeluarkan BB-nya dan ambil foto dan up-date ke Kristin.Ia bergegas memberitahukan pada anak mantunya dan pergi seperti gembala di padang Efrata.

Di halaman apartemen dia ngerobok banjir sampai pangkal pahanya. Untung juga ada perahu karet yang disewakan untuk angkut penumpang ke tempat yang kering. Sampai di tempat yang kering, dia pusing lagi. Dia tidak mengenali mana mobil Kristin yang bewarna putih. Dia berjalan seperti musafir saja.

Dalam kegalauannya, ia dengar orang teriak: "Tante, tante ke sini.". Kini ia yakin betul ini dia si Kristin yang mengenalinya lewat pakaian yang dikenakannya.

Itulah kesaksian Bu Mar setelah rekoleks Kherubim Cantana Domino di villa Bp. Renee dalam upacara rumah tamah, drama, ngopi, games dan tukar kado di Megamendung.

Lihat Juga:

Seputar MBK (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi