Paguyuban Adi Yuswa MBK 14 Tahun
Ign Sunito | 26 Oct 2015, 11:09
Empat belas tahun lalu Romo Sixtus Pujodarmo O. Carm sebagai kepala Paroki Tomang Gereja MBK mendapat usulan agar para orang tua MBK mendapatkan wadah tersendiri. Mengingat mayoritas merasa masih bisa mandiri sehingga kalau digolongkan dalam kelompok lansia sepertinya sudah tidak berdaya dan patut dikasihani atau menunggu belas kasihan. Romo Sixtus setuju dan bergeraklah Yos Suyono dkk merealisir kemauan para "lansia " MBK dalam satu wadah yang dinamakan Paguyuban Adi Yuswa MBK. Mengapa Adi Yuswa sebagai pengganti lansia? Adi adalah bagus dan yuswa adalah umur maka arti orang yang berumur sedang " bagus-bagus"nya. Maka tercetuslah slogan Paguyuban " Mandiri- Bermakna-Berdayaguna ".
Empat belas tahun Paguyuban ini berdiri dan konsisten bergerak dinamis, dari pertemuan bulanan setiap bulan yang namanya coffe morning tetapi isiannya bermutu. Dari seminar " dunia maupun akhirat " maksudnya yang berguna untuk kehidupan duniawi dan rohani. Sampai darmawisata, retret, keluar kota dan hebatnya semua tempat sebelumnya disurvey sendiri oleh jajaran para pengurus yang "sepuh-sepuh ". Padahal umurnya sudah pada lebih 70 tahun. Karena penulis terlibat didalamnya dan membandingkan dengan paguyuban-paguyuban Gereja lainnya, Paguyuban orang tua MBK ini memang OK banget. Bentuk paguyuban tidak merupakan organisasi seksi yang mendapat bantuan paroki, melainkan kategorial yang mandiri. Bandingkan dengan paguyuban di tempat penulis tinggal, Gereja St. Mateus Bintaro kegiatannya setiap bulan hanya misa melulu. Seolah-olah kami para tua ini hanya disuruh menunggu panggilan Tuhan sewaktu-waktu? ha,ha,ha........
KETIKA USIA MENUA
Jujur saja kecemasan terbesar manusia adalah "menjadi tua ". Bukan pada proses penuaannya tetapi pada kosekuensinya. Lihat saja secara fisik semua kulit menjadi keriput terutama wanita takut sekali keriput pada wajahnya. Kemudian pikun setelah melalui 5 B, Beser, Budeg, Blaur, Bingung, dan akhirnya Bablas! Itu sepertinya sudah menjadi guyon baku. Namun dengan perkembangan zaman banyak para tua ini tidak menyerah begitu saja. Ingin hidupnya masih bermakna dan berdaya guna, dan banyak para tua ini mengorganisir diri guna menunjukkan eksistensinya dengan berbagai cara. Agar jangan terjebak apalagi mengalami post power syndrome atau jangan sampai menjadi nyinyir amit! amit!
Berkumpul bersama adalah salah satu cara dan tentu dengan gaya hidup sehat dengan cara masing-masing. Adalah sebuah artikel yang menyatakan para usia tua ini menjadi ladang subur bagi produk obat-obatan anti ageing yang tujuan menjadikan fisik dan psikis seperti awet muda dan sehat yang akibatnya bisnis layanan kesehatan preventif semakin meningkat terutama pasarnya adalah wanita. Namun ingat! kenyataannya belum ada rumus untuk memutar balik waktu. Mengikuti hukum alam, intervensi hanya membuat proses biologi melambat, bukan berhenti. Semua upaya kosmetik tak bisa menghalangi proses fisiologis yang terus berlangsung. Maka yang terbaik ketika usia menjadi tua jalani saja dengan penuh keikhlasan.
Bernard Shaw (pemenang Nobel Sastra 1925) mengatakan: " Jangan berhenti tertawa saat kita menua. Justru menua bila berhenti tertawa" ha,ha,ha....
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |