Sharing Yang Menyentuh Dalam Novena Maria
28 Oct 2010, 22:58
Sabtu (2/10), hari Para Malaikat Pelindung, berlangsung novena Maria Bunda Penolong Abadi yang ke sepuluh. Christovani memperkenalkan Rm Martin CP sebagai gembala dari jauh yang mencintai Tuhan dan umat, mau memimpin misa dan adorasi kali ini. "Sesungguhnya aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan." (Kel 23: 20). Sebelum memberikan renungan, dia mengundang umat untuk memberi kesaksian, agar tidak kalah dengan saudara-saudari kita yang non-katolik.
Sharing umatSatu per satu maju. Dari cerita macet di jalan, dan mohon bantuan dari malaikat pelindung dan Bunda Maria, bisa bertugas dan melayani umat tepat waktunya. Sehingga hamba Tuhan tidak dipermalukan. Rumah seorang ibu dimasuki pencuri yang siap membungkam mulut mereka dengan plakban hitam, tapi tak jadi dilaksanakan. Rampok meninggalkan rumah mereka. Lain lagi dengan kisah David yang kena copet diangkot. Sambil mencari dompetnya yang hilang, ia minta bantuan malaikat pelindung. Akhirnya dompetnya terjatuh dari saku celana pencopet. Dompet coklatnya diketemukan tanpa ada yang hilang, walau pun ia sempat kena tempeleng kawanan copet.
Sharing romoKita tidak boleh mendengarkan firman Tuhan saja, tapi melihat juga kuat kuasa Tuhan yang nyata dalam hidup kita. Dengar firman Tuhan, kadang-kadang bikin ngantuk. Rm Martin memberikan sharing mengenai panggilannya sebagai imam. Bagaimana seorang ibu jadi malaikat baginya. Ia baru saja 17 tahun menjadi imam. Dan ia beritera: Dulu, setelah lulus SMA ia sama sekali tidak bermimpi jadi imam. Ia takut sendirian. Sambil menyitir lagu dangdutan: " makan, makan sendiri; cuci, cuci sendiri; tidur, tidur sendiri." Sampai pada suatu hari, ia melihat ada gadis berada di dalam pondokannya dan memasak untuknya. Sambil makan, gadis itu (yang dikenalnya sejak SD) mengatakan bahwa ia mau kawin lari dengannya.
Martin mengisahkan kepada ibunya. Ibunya spontan menolak." Jangan kawin dengan gadis itu." Sang ibu ternyata punya agenda untuk Tuhan, dari lima anaknya, ia ingin salah satu diantaranya ada yang mau menjadi imam, abdi Tuhan. Martin pergi ke tanah Jawa dan sekolah di IPI (Institut Pastoral Indonesia), Malang, satu angkatan dengan Rm. Eko, kepala paroki MBK.
Kalau Rm Eko masuk Ordo Karmel, Martin memilih CP (Congregatio Passionis), ketika ia berusia 24 tahun sedangkan yang lain-lain masih 19 tahunan. Ada 7 orang dari berbagai daerah, mendapat ibu angkat yang membiayai studi mereka. Martin saja yang tidak, mungkin niatnya diragukan lulus jadi imam. Tapi kenyataan terbalik. Semua yang tujuh orang keluar. Tinggal dia saja yang masih bertahan. Dia juga semula ingin keluar dari biara. Ia menyatakan keinginannya kepada ibu angkatnya. Wanita itu menggelengkan kepalanya. "Setiap malam aku berdoa untukmu untuk jadi imam," katanya sambil mengangkat Rosario ditangannya.
Paulus dari Salib (1694-1775) pendiri CP mengalami peristiwa luar biasa. Ketika ia mendirikan biara pertama Passionis, rakyat setempat menolak dan mau menghancurkannya. Tapi berkat malaikat Santo Mikael, mereka yang menentang berhasil dikalahkan. Biara itu masih berdiri sampai sekarang.
(Tomas Samaria)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |