In Memoriam Arifin Winanta
24 Jul 2011, 06:45
Mungkin sosok simpatik yang ngangeni dan menjajakan majalah Hidup di gereja kita lebih dikenal dengan sebutan Arifin rambut putih, katimbang nama lengkapnya yang Johanes Arifin Winanta. Saya bersyukur sempat mengenalnya sebelum berambut putih. Itu beberapa puluh tahun lalu ketika kita sama-sama duduk di bangku SMA. Waktu itu aku mengenalnya sebagai Giam Hok Gie. Pertemanan kita makin erat saat di kelas 3 kami sekelas. Lalu kami sama se-universitas, walaupun beda fakultas. Beliau di Fakultas Hukum sedang saya di Fakultas Ekonomi.
Persahabatan kita berlanjut di paroki MBK. Tahun lalu, menjelang misa pentutupan rekoleksi Teritorial di Puspanita saya dikejutkan oleh pertanyaannya: "Mau minta intensi khusus untuk kesembuhN boleh tidak?" Saya jawab: "Ya boleh, sopo sing loro?", jawabnya: "Aku!" dan dia mulai berbagi tentang diagnosa kesehatannya. Dalam keterkejutan saya kagum akan ketenangannya menghadapi acaman penyakit yang menimpa dirinya. Waktu itu tidak terlihat tanda-tanda kemarahan, kekecewaan atau putus asa, dia sangat pasrah.
Arifin adalah seorang yang setia dalam tugasnya, sangat peduli dengan sekelilingnya, dan sungguh-sungguh berusaha untuk memperbaiki. Waktu masih menjabat sekretatis Dewan Paroki dalam menghadapi masalah dia selalu mencoba memahami masalah-nya, ini saya alami bagaimana dia mencari tahu sejarah latar belakang tentang kebijakan-kebijakan paroki sebelum masa dia menjabat.
Waktu sama-sama menjadi panitia Raker DP tahun 2004, saya sungguh terkesan dengan kerapian dan totalitasnya membuat persiapan. Bahkan sampai larut malam atau malah menjelang pagi membuat persiapan. Waktu beliau menyusun sebuah form yang sangat komprehensif untuk dipakai dalam pelbagai urusan paroki, sebagai kelengkapan Anggaran Rumah Tangga Paroki yang waktu itu disusun.
Dalam misa Perpisahan di gereja MBK hal serupa terungkap. Beberapa tokoh paroki mengatakan antara lain:
"Pak Arifin contoh pekerja yg sempurna... rapih, teliti, ​sistimatis walaupun kita kadang menerimanya sebagai kecerewetan, thanks Pak dan maafkan kami."
"...beliau guru, suhu yang ngajarin aku bagaimana pelayanan itu, sampai aku bisa seperti sekarang..."
"..Kalau jadi panitya semua beres, wakilnya sampai tidak punya kerjaan."
"... undangan lingkungan miring sedikit, diulang semua...."
"... di rumah sakit beliau masih menanyakan soal persiapan misa HUP..."
Selamat Jalan Pak Arifin, terima kasih atas teladan yang kau berikan pada kami. Anda sungguh merupakan anugerah bagi kami.
(Robby P)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |