Berani Melayani, Berani Menjadi Pelayan

 FX Felly  |     1 Jul 2014, 23:37

Dalam dunia bisnis ada yang namanya hospitality business, sekolah khususnya bisnis pelayanan ini juga ada. Bisnis ini bergerak dalam bidang jasa, atau yang berhubungan dengan pelayanan konsumen. Bisnis perhotelan dan kuliner adalah contohnya.

Dalam bisnis kita mengenal kalimat 'konsumen adalah raja', kalimat ini biasa. Dalam bisnis perhotelan, restoran dan toko kue, kalimat tersebut menjadi 'konsumen adalah raja segala raja". Dalam melayani konsumen, tidak ada kasta. Dari manager sampai pelayan atau tukang buka pintu, semua harus 'melayani dengan hormat'.

Dalam bisnis pelayanan, cara melayani konsumen sudah dibakukan, distandarkan. Pastilah kita sering mendengar hotel berbintang, semakin banyak bintang yang dimiliki sebuah hotel, maka semakin lengkap pula fasilitas dan pelayanan yang diberikan. Begitu juga untuk standar tempat makan. Melayani konsemen di warteg dan di rumah burger tentu beda walaupun sama-sama restoran cepat saji. Restoran juga memiliki bintang yang disebut bintang Michelin, bedanya pada restoran bintang yang tertinggi hanya 3 bintang.

Singkat cerita, dalam bisnis pelayanan, Semakin besar ongkos yang dikeluarkan, semakin luar biasa pula pelayanan yang akan diberikan. Bagaimana dengan pelayanan yang tidak dibayar? Kami di Warta Minggu (WM) menyebutnya sukarelawan. Ya, karena kami bekerja secara sukarela. Pelayanan kami tidak dibayar, tapi berusaha tidak mengurangi pelayanan yang kami berikan. Tidak jarang pula kami dapat bonus marah karena salah ketik, salah muat, salah percetaan, salah tanggal pengumuman, dan lain-lain. Padahal tidak semua kesalahan tersebut murni kesalahan WM karena kami bekerja secara kolektif, berhubungan dengan banyak orang, banyak tangan, banyak kepala, dan masing-masing kepala punya keinginan sendiri-sedndiri. Atas dasar pelayanan, maka kami menelannya mentah-mentah, walau tidak jarang nyangkut ditenggorokan, keseretan.

Saat kami keseretan, kami berusaha untuk tidak menyalahkan orang lain, apalagi mencurigai bahwa ada latar politis dibelakang kritik pedas, asam, dan yang tak manis tersebut. Curiga menurut saya adalah tindakan yang mencederai kesukarelaan kerja kita. Curiga akan mendatangkan ketidak sukaan orang lain saat bekerja suka rela. Apalagi ketika curiga diblender dengan pikiran bahwa akan ada kelompok atau orang lain yang akan memanfaatkan. Waduh, mungkin sepanjang kita melayani kita akan memakai topeng dengan mata yang awas membelalak, mulut manyun, serta muka merah.

Saya ambil contoh WM. Setiap hari Senin WM mengadakan rapat untuk memutuskan apa saja yang akan dimuat. Aturan birokrasinya, Redpel yang harus membuat keputusan. Jika tidak ada Redpel siapa yang memutuskan? Wapemred, jika dua orang tersebut sibuk dengan pekerjaan kantor atau keluarga? Ada editor, jika pucuk pimpinan WM berhalangan, maka siapa saja anggota WM berhak memutuskan. Kenapa begitu? Kalau menunggu birokrasi maka bisa jadi WM tidak terbit. Kalau WM tidak terbit, maka berdosalah orang-orang WM karena membuat sebagian besar Umat MBK bertanya, kenapa minggu ini tidak ada WM.

Seperti judul di atas, 'Berani Melayani, Berani Menjadi Pelayan', dalam melayani apa tidak sebaiknya kita total? Pelayan yang mengabdi pada konsumen, pelayanan untuk umat, pelayan bagi seksi atau kategorial yang lain. Ya, idealnya birokrasi dan manajemen organisasi memang harus baik. Akan tetapi jika birokrasi dan manajemen organisasi justru menghambat karya pelayanan, itu tandanya kita belum berani menjadi pelayan 1000%. Ini menurut saya pribadi, lho.

Menurut saya (lagi), Berani menjadi pelayan sama artinya dengan tidak mempersulit karya pelayanan orang lain dengan embel-embel apapun. Pelayan yang berani adalah pelayan yang tidak gentar dengan kesalahan yang ditimpakan kepadanya. Melayani 1000% adalah menjadikan umat raja dari segala raja. Selamat melayani dengan hormat.

Lihat Juga:

Seputar MBK (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi