Narasi dan Kontemplatif Sarana Pencerahan Penggembalaan
2 May 2012, 08:28
Mgr. Hadisumarta O.Carm dan Rm Heribertus Supriyadi O.Carm saling memberi pencerahan menyongsong pergantian persona DP Pleno MBK 2009-2012. Romo Heri mengemukakan narasi berupa film dan sebelumnya Monsinyur Hadi membuka kembali secara kontemplatif. Bagaimana tentang panggilan kaum awam, dalam kepemimpinan dan pelayanan pastoral partisipatif dalam Gereja sebagai Communio, di auditorium MBK hari Minggu (15/4). Acara yang disebut Pencerahan Dewan Paroki Pleno ini dimaksudkan agar awam jangan ragu-ragu lagi jika terpanggil untuk menjadi gembala umat. Monsinyur Hadi membuka dasar panggilan itu pada "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya" (Yoh 15: 5) dan "Pergilah kamu juga kekebun anggur-Ku" (Mat 20: 3-4). Dimana semua itu diuraikan secara mendetail.
Narasi Romo Heri berupa film dari Filipina tentang kisah "berbagi dalam suka cita" dari sebuah keluarga miskin yang tak mempunyai apa-apa, tinggal di perkampungan kumuh. Namun ke-kurangannya itu tak menjadi penghalang untuk berbuat sesuatu. Meski hanya memunguti sisa-sisa makanan dari gerai KFC, dibawa pulang dibagi selain kepada keluarganya sendiri juga anak-anak lain di kampungnya. Film yang membuat suasana yang hadir menjadi haru, bahkan ada seorang ibu ketua lingkungan sampai menangis, ketika Romo Heri minta komentar setelah film itu selesai diputar. Pada pokoknya film itu memberi pesan bahwa setiap hari ada 25.000 anak-anak mati karena kelaparan. Sementara di pihak lain yang berkelimpahan makanan sampai dibuang-buang.
Komentar ibu Irma itu relevansinya erat tentang bagaimana kita, yang berkelimpahan ini jika ditawari untuk menjadi gembala umat pada menolak. Sementara mereka yang mempunyai kendala kemiskinan, malah bisa membuat gembira orang-orang sekelilingnya tanpa harus mengorbankan iman kepercayaan terhadap Yesus. Komentar ini diperkuat oleh Romo Heri, mengapa harus takut untuk melayani? Sambil memanggil seorang suster maju kemuka untuk menunjukkan medali yang selalu dikalungkan di dada yang mempunyai tulisan "Tinggallah dalam Aku". Di mana perintah Tuhan itu diwujudkan dalam berbagai cara, yang pada pokoknya membawa kabar gembira bagi sesama. " Kalau kita mengikuti Yesus dengan setia. Maka semakin lama kita makin akan menyerupai Yesus sendiri," demikian Romo Heri.
SPIRITUALITAS MENGGEREJA
Sementara Monsinyur Hadi ketika menguraikan "Aku ini pokok anggur dan kamu ranting-rantingnya" mengatakan, bahwa inilah martabat umat Kristen. Seperti pohon anggur, rantingnya tetap akan membuahkan buah yang bermutu jika tetap bersatu dengan pokoknya. Yaitu persatuan erat dengan Dia, kita dipanggil untuk menjadi kudus, dalam persekutuan. Inilah letak dasar partisipasi kaum beriman dalam Gereja sebagai persekutuan atau communion ("Tinggallah dalam Aku dan Aku dalam kamu"). Maka dalam Gereja sebagai persekutuan itu ada pelayanan, jabatan dan peranan bagi kaum awam. Tugas penyelamatan Gereja ada di tangan kita semua
Lebih jauh Monsinyur Hadi juga menjelaskan tentang kepemimpinan dan pelayanan pastoral partisipatif. Dinamisme Gereja bersumber pada Roh Kudus yang menuntut kepemimpinan partisipatif yang seyogyanya dipahami dan terus dikembangkan di antara umat. Gereja bukan sebagai "lembaga" yang beku, statis, tetapi terus menyesuaikan diri dengan zamannya. Semua inti pencerahan Monsinyur ini dituangkan dalam buku kecil yang dibagikan kepada semua yang hadir. Bisa dijadikan panduan setiap saat.
(Ign.Sunito)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |