Maria Bunda Karmel Dan Komunitas Saudara

  18 Jul 2013, 11:08

Gereja MBK hari Minggu (14/7), merayakan pesta nama pelindung Paroki. Misa dipimpin oleh Mgr. Suharyo O.Carm sebagai konselebran utama dan didampingi oleh Mgr. Hadisumarta. Menjadi suatu rahmat bagi umat MBK karena Mgr Hadi merayakan 40 tahun tahbisan episkopalnya. Lalu apa yang menarik dari peristiwa ini?

Menarik apa yang dikatakan oleh Mgr. Suharyo bahwa karmelit adalah saudara dari gunung Karmel. Oleh karenanya menginginkan agar umat MBK berkembang menjadi komunitas kontemplatif. Semangat ini didasari oleh semangat ataupun spiritualitas karmelit di dalam hidup pastoralnya. Ada 2 kata yang harus menjadi reflek­si bagi umat MBK yaitu bahwa harus menjadi komunitas dan juga harus mampu berkontemplasi. Berkomunitas harus menjadi dasar dari persaha­batan sebagai saudara. Komunitas pertama tama harus membentuk solidaritas yaitu saling mengenal dan juga saling berbagi. Komunitas harus membentuk suatu paguyuban sebagai kesatuan saudara bukan saja melulu pada yang namanya formalitas atau cari sensasi.

Hal yang kedua yang harus menjadi perhatian adalah kontemplasi. Sangat sulit menggambarkan kontemplasi. Kontemplasi digambarkan sebagai pencarian nilai yang dalam. Sehingga hidup harus dihayati dengab nilai yang ada kaitannya dengan Tuhan. Apa harapannya bagi umat yang kurang lebih memiliki 16000 KK ini? Mgr menam­bahkan pentingnya 2 hal diatas di dalam mengembangan diri umat sesuai dengan spiritualitas karmelit.

Pelajaran apa yang bisa kita ambil maknanya dalam perjalanan di 40 tahun ini berkaitan juga dengan pesta nama. Kita harus kembali kepada identitas masing-masing sadar akan kekuatan dan spiritualitas yaitu komu­nitas kontemplatif. Tanpa dipungkiri banyak kegiatan yang telah diadakan mulai dari seksi seksi kategorial dan juga pelayanan liturgis. Hal hal ini­lah yang menyuburkan persaudaraan dalam komunitas. Selain itu tanpa meninggalkan prinsip-prinsip di dalam ajaran Gereja terutama ajaran sosial­nya. Tetap untuk menjunjung solidari­tas pada mereka yang terpinggirkan.

Mengenai pesta 40 tahun hidup keuskupan dan 60 tahun hidup mem­biara Mgr. Hadisumarta, Mgr. Suharyo mengucapkan profisiat, dan juga ingin belajar banyak dari Mgr. Hadisumarta sebagai orang tua.

Menutup tulisan saya, sangat indah untuk mendengarkan prefasi misa hari raya yaitu "Allah sendirilah yang menjadi cahaya abadi bagi dunia yang suram". Dunia yang sedang terpecah akibat bencana alam dan bencana kemanusiaan. Melalui perantaraan Maria kita serahkan seluruh komuni­tas Gereja. Sehingga Tuhanlah yang benar-benar berkarya di dalam diri kita masing masing. Profisiat.

(Alexander Michael, Seksi Liturgi)

Lihat Juga:

Seputar MBK (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi