Romo Tentang "Yesus Dan Hukum Taurat"
19 Mar 2011, 07:02
Sabtu (26/2/11) di Ruang St. Johanes Bosco, Romo membekali komunitas prodiakon/Asisten Imam MBK dengan perikop "Yesus dan hukum Taurat" (Mat 5: 17-48), yang merupakan bacaan injil beberapa minggu lalu. "Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga." Bagaimana kalau marah terhadap saudara saja harus dihukum dan siapa yang berkata "Jahil," harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala?" (ay 22).
Misi/kedatangan Yesus di dunia, tidak ingin meniadakan hukum Taurat. Yesus datang untuk menggenapi. Hukum Taurat mau disempurnakan. Kesempurnaan itu ada pada cinta. Kita jangan berpikiran legalistis. Ada orang tua yang menekan anaknya dengan kata-kata: "Apa pun yang kamu lakukan, pasti tidak bisa." Kata-kata itu seperti mau membunuh dia.
Prodiakon adalah panggilan/peran serta dalam karya Yesus Kristus. Prodiakon harus dari hari ke hari menyerupai Yesus Kristus. Mau mengembangkan hidup rohani kristiani harus menyontek/meniru Yesus Kristus. Kita tidak boleh legalistic tanpa cinta dengan berhenti pada kaidah-kaidah hukum saja.
Dalam buku PURI BATIN dari S.Teresa Avila (1515-1582) dikatakan bahwa hidup rohani adalah perjalanan masuk ke dalam hati kita. Karena Yesus tinggal di pusat hidup dan hati kita.. Seorang yang hidup "bersatu dengan Tuhan" adalah orang yang dalam proses menanggalkan egosentrisme. Banyak wanita muda yang semlohai (molleg) pakai baju superketat atau orang muda yang sibuk sendiri dengan HP-nya dalam misa di gereja. Mereka itu tahu hukum, tapi hatinya tidak. Sungguh pun ada benih kepercayaan, tapi belum betul-betul beriman.
Contoh orang tak beriman. Punya harta cukup. Tapi tiba-tiba, ia kehilangan hartanya. Ia simpuh berdoa.Langit seperti mau runtuh karena kehilangan hartanya. Ia begitu kuatir dan stress karena hartanya diambil orang. Meskipun ia dapathidup dengn hartanya yang tersisa. Camkan Sabda Bahagia: "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga."
Sebagai ujung tombok gereja, prodiakon jangan sampai "puas diri" dan yang terpenting tetap punya Iman, Harapan dan terutama Kasih. Romo sebagai gembala umat ingin mencari jurus-jurus baru dalam menggerakkan komunitas basis (lingkungan) dengan mengunjungi toko-toko buku Kristen. Dalam sebuah buku non katolik, ia menjumpai bahwa: "Pemimpin/pelayan yang cakap adalah orang yang mempunyai relasi atau hidup bersemuka dengan Tuhan." Nara sumbernya adalah Bruder Lawrence/Laurent O.Carm. (Bukunya Sinar Terang Hati Kita, DIOMA). Bruder Karmelit ini dalam hidupnya hanya berada di sekitar dapur dan dipakai Tuhan untuk memberi nasihat kepada pembesar-pembesar Gereja.
Hubungan atau relasi dengan Tuhan yaitu dengan merasakan kehidupan Kristus sendiri dan bukan sekadar hukum-hukumnya. Para prodiakon diminta untuk beli buku renungan, punya jam doa dan mendaraskan doa Yesus. Rajin BerEkaristi dan menerima sakramen tobat.
(Tomas Samaria)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |