Bagaimana Menghayati Ekaristi

  17 Feb 2012, 18:40

Meski Ekaristi itu menjadi roh dari puncak iman Kristiani dan menjadi acara ritual pokok kehidupan Kristiani, namun Gereja tak segan-segan untuk mendorong umat untuk lebih menghayatinya. Berbicara di pembukaan Raker DP Pleno MBK di aula Sang Timur (12/2) Romo Heribertus Supriyadi O.Carm mengingatkan bagaimana caranya agar Ardas menjadi sikap mental setiap umat MBK, selain sosialisasi yang mampu ditangkap umat juga usaha-usaha lainnya.

Bagaimana Menghayati Ekaristi

Romo memberi contoh kongkrit di mana dalam laku Ekaristi berbeda dari cara pandang umat. Seperti di Papua, ada umat kalau menerima hosti suci hanya dimakan separo. Sisanya dibawa pulang dan diberikan kepada ayamnya. Ketika ditegur, alasanya bahwa ayamnya selalu menang kalau diadu. "Ekaristi dijadikan jimat," katanya. Juga ada umat yang mengeluh jika di dalam gereja melihat wanita-wanita memakai you can see. "Lha tujuan ke gereja itu apa? mau memperhatikan wanita-wanita itu atau apa? Kalau begini-begini dipersoalkan, selain akan menguras energi juga kita akan berkutat di hal-hal yang kecil saja." tambah romo yang kalau menerangkan segala sesuatu yang berat-berat dibuat ringan dan nyos Juga timbul gagasan untuk mengacak sinyal dalam jam-jam misa. " Lha, ini lagi kalau manusia sudah kehilangan sinyal-sinyal berarti mendekati game.".

Romo mengingatkan kembali akan kekuatan doa, di mana ia menandai pada paroki yang mempunyai komunitas kontemplatif terlihat kehidupan ekaristinya terlihat baik. Ia mempunyai ide, ADORASI ABADI di mana MBK kini sudah mempunyai ruang adorasi. Kalau setiap jam dijaga satu orang saja, sehari butuh 24 orang (24 jam) dan sebulan 720 orang, dst, sementara umat MBK tercatat 17.000 orang lebih. Ekaristi ini juga ungkapan kerjasama. Nggak ada semua itu dikerjakan sendirian, dan kembali bagaimana berakar dalam iman itu terwujud, kuncinya adalah sikap mental kita masing-masing.

PERSAUDARAAN DALAM IMANDi MBK ini karena banyak kegiatan, maka ditumbuhkan program kegiatan kolaborasi yang melibatkan semua kelompok, seksi agar tercipta kerja sama. Menumbuhkan spirit gembala baik, dan terjadi relasi yang baik dan menyelamatkan. Dilandasi semangat dasar pelayanan, menjadi gembalayang baik itu diakui, bukan dicari. Komunikasi harus dijalin dengan rohpersaudaraan dalam iman.

Gembalakan jangan pakai kuasa tetapi dengan rasa cinta, cinta kepada Kristus sendiri. Seperti jangan meninggikan diri, karena engkau akan direndahkan. " Maka sebagai pastor kepala paroki sejauh mungkin, saya tak akan menggunakan hak veto," ujar Romo Heri.

Pendek kata dalam sosialisasi Ardas ini harus disadari bahwa sebagai umat MBK, yang sudah terkenal sebagai paroki raksasa, harus lebih berdaya lagi. Dari lingkungan yang tidak melupakan Go Green lingkungan sehat, sampai masalah penghayatan ekaristi yang patut dijadikan contoh. Sehingga pelayanan kita menjadi berbuah, dan buah-buahnya itu semakin menumbuhkan kekuatan-kekuatan baru.

(Ign.Sunito)

Lihat Juga:

Seputar MBK (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi