Natal Bersama Lingkungan Ignatius Loyola Wilayah XII
felly | 19 Jan 2014, 00:36
PALUNGAN ITU PIRING MAKAN DOMBA-DOMBA
Jumat petang, 10/01 hujan turun dengan irit. Suhu udara berada dikisaran 24 derajat celicius dan cukup untuk membuat orang malas keluar rumah. Akan tetapi tidak bagi sebagian warga Lingkungan Ignatius Loyola, beberapa undangan pengurus wilayah XII, dan Romo Heribertus yang hadir pada misa syukur Natal dan Tahun baru 2014.
Yang menarik, di rumah Ketua Lingkungan, Hartono, beberapa meja yang menjadi tempat makan pembuka sampai hidangan penutup menjadi penerima tamu yang datang. Jadi sebelum beramah tamah, berbagi senyum, dan berjabat hangat, mata digoda untuk menentukan makanan apa yang menjadi daftar teratas menu makan malam. Tentu saja birahi perut ini harus diredam karena santapan rohanilah yang harus dipenuhi.
Setelah tuan rumah sekaligus Ketua Lingkungan, Hartono menyampaikan salam pembuka, misa syukur pun dibuka. Romo Heri membuka homili dengan pertanyaan sederhana kepada anak-anak. "Di kandang domba, bayi Yesus diletakkan di mana?" Tanya romo. Beberapa anak yang hadir menjawab dengan lantang, "Palungan!" Seru mereka dengan lantang. Setelah memuji anak-anak, romo kembali bertanya, palungan itu apa? Beberapa jawaban muncul tidak saja dari anak-anak, beberapa orang tua juga menjawabnya, ada pula orang tua yang menjawab dengan lirih, mungkin takut salah.
Dari sekian jawaban yang muncul tidak ada yang benar. Romo tersenyum dan memberikan jawaban. "Palungan itu tempat makan domba," jawab romo. Romo kemudian melanjutkan bahwa bentuk dasar palungan, tengahnya cekung dengan kayu penyangganya yang menyilang. Bentuk ini menjadi bentuk dasar piala dan sibori. Kenapa bisa begitu? Yesus dipersembahkan sebagai santapan bagi domba-dombanya untuk itu pula setiap hari minggu kita diberi santapan rohani yaitu tubuh dan darah Kristus.
Berikutnya, romo bertanya kepada umat, "Masih ingat kesepakatan kita pada kunjungan pastoral yang terakhir? tanya romo. Beberapa umat menjawab dengan lantang, dan beberapa menjawab dengan lirih, sayangnya jawaban yang diberikan umat tidak kompak alias tidak sama. "Kalau jawabanya tidak sama, berarti kesepakatan yang dibuat tidak dijalankan," kata romo. Beberapa umat tersenyum malu, beberapa tertawa. Nah, yang tertawa ini mungkin tidak ikut bersepakat dengan romo. Dalam kesepakatan bersama, umat berjanji untuk membaca Firman Tuhan 15 menit sehari. Dengan membaca Firman Tuhan maka iman kita akan diteguhkan. Dan dalam penutup homilinya romo mengajak umat Ignatius Loyola untuk menggunakan Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Yesus sudah datang, tubuhnya telah disediakan bagi kita, jadi tidak ada alasan untuk tidak menyantapnya karena dengan itu maka kita akan memeiliki hidup yang kekal. Selamat hari Natal dan Tahun baru 2014.
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |