Coffee Morning Di Hari Pahlawan

  17 Nov 2012, 11:50

Sabtu pagi (10/11), Paguyuban Adi Yuswa (PAY MBK) mengadakan Coffee Morning di ruang St. Benediktus dengan MC Robby Sugiantoro. Acara diawali dengan lagu Syukur ciptaan Muthahar ex Dubes RI untuk Vatikan. Dan saat mengheningkan cipta sambil menengok cover WM 4/11 yang memuat wajah pahlawan beriman Katolik Adisucipto (AU), Slamet Riyadi (AD) dan Yos Sudarso (AL).

Coffee Morning Di Hari Pahlawan

Dalam nuansa hari pahlawan, Aryo Dunggo membuat TTS (teka-teki silang) untuk mengasah otak agar tidak pikun. Dari enam kelompok, pemenangnya adalah kelompok V- Hadi Kusuma. Mereka dapat hadiah payung.

Acara dilanjutkan dengan sharing tentang apakah itu pahlawan oleh Yani Kurniadi dan Caecilia. Siapa saja bisa menjadi pahlawan. Seorang ibu adalah pahlawan bagi suami dan anak-anaknya. Guru pahlawan tanpa senapan dan bintang jasa yang mendidik anak bangsa. Pokoknya pahlawan adalah pejuang gagah berani, yang rela mempertaruhkan nyawa tanpa memikirkan penghargaan atau pun ingin dikenang. "Beribu kami terbaring dan tidak bisa berteriak "merdeka" lagi."

Coffee Morning Di Hari Pahlawan

Salah satu anggota PAY, Paulus Ignatius Tjahjono (81) yang lahir di Semarang 1 Februari 1931 juga ikut berbagi tentang masa lalunya. Pendidikan seminaris Girisonta dan Kotabaru (Jogja) pernah dilaluinya. Ia juga pernah dicium mobil di depan gereja Semarang sehingga harus kehilangan darah sampai 500 cc dan dirawat Dr. A. Manulang di RS Elisabet. Tempurung kepalanya digergaji.

Di usia 10/11 tahun, setiap jam sebelas malam, ia keluar untuk tangkap jangkrik. Di jual 5 sen. Biasanya sang ibu keluar untuk doa malam jam 12 malam. Suatu malam, tanpa disengaja ibunya terbangun lebih awal dan memergokinya, maka ketika ia memasuki lorong rumah sang ibu menyambutnya dengan kemoceng. Keesokan harinya, ia menyerahkan celengan hasil jual jangkrik. Ibunya nampak sedih dan menyesal telah menghajarnya.

Sebagai ex seminaris, dia bangga dengan pengalamannya. Betapa dulu ia harus patuh/taat. Ia selalu kenakan jubah kecuali jika mau tidur malam. Ia mengibaskan jubah 12 kali untuk mengingat 12 rasul Yesus. Ia bangga bisa menguasai 7 bahasa: Belanda, Spanyol, Inggris, Jerman, Latin, Indonesia dan Jawa. Ia sempat mengucurkan air mata ketika mati suri melihat ibunya dan Bunda Maria di surga. Ia bangga untuk mengenakan salib kenangan dari seminari walaupun dicegah dan ditertawakan anaknya.

Di akhir pertemuan Jos Soejono mengumpulkan kader-kader baru untuk meningkatkan pelayanan PAY-MBK di masa depan.

(Tomas Samaria)

Lihat Juga:

Seputar MBK (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi