Hari Panggilan Sedunia 2014 - Dipanggil untuk Melayani

 Anton Sardjo  |     26 May 2014, 11:07

Dalam rangka menanggapi hari Panggilan Sedunia 2014, (11/5) Gereja MBK mengadakan serangkaian acara kegiatan yang diketuai oleh Sr. Theresiana PIJ, Sabtu (10/5) diawali dengan mengundang perwakilan Biarawan/Biarawati dan Seminaris yang ada di JABODETABEK sebanyak 19 tarekat dan Seminari yang hadir dalam acara tersebut sebanyak 51 orang.

Dalam peringatan hari Panggilan Sedunia ini diharapkan banyak kaum muda yang terpanggil untuk menjadi Biarawan dan Biarawati sebab dikatakan dalam Injil: "Tuaian Memang Banyak Tetapi Pekerjanya Sedikit". Rm. Lamtarida O. Carm mewakili Para Pastor MBK mengucapkan selamat untuk Live In di Gereja MBK dan memperkenalkan hidup membiara di Wilayah-wilayah.

Sr. Theresiana PIJ berkesempatan untuk memperkenalkan para biarawan-biarawati dan seminaris yang mewakili ordonya masing-masing untuk dikirim ke wilayah-wilayah yang ada di MBK, setelah selesai acara makan siang maka setiap perwakilan Pengurus Wilayah dipanggil untuk maju kedepan dan diserahkan mereka-mereka yang akan mengenal wilayahnya dan diharapkan selesainya tugas di hari Minggu (11/5) menyerahkan hasil evaluasinya bersamaan dengan misa kudus di hari Panggilan 11 Mei 2014.

Kesaksian:
Sr. Cellin PIJ dari Cakung mengatakan bahwa menjadi suster itu nyaman karena diterima oleh umat dan agar setia dalam panggilannya selalu dibawa dalam doa, karena panggilan itu adalah anugerah dari Tuhan dan sebuah misteri yang berasal dari suara hati.

Sebelum menjadi biarawati awalnya dia aktip dalam pelayanan gereja jadi putra altar dan ikut koor suatu saat berkunjung ke biara PIJ dan tidak satupun suster yang dia kenal, tetapi ada sesuatu yang menarik baginya dan mulailah ada rasa terpanggil untuk masuk menjadi biarawati. Bagi anak-anak muda bila ada rasa panggilan berdoalah terus dan bila sudah dipanggil jawablah saya siap untuk bekerja di ladang Tuhan dan jangan takut, bila sudah menjawab berangkatlah.

Fr. Petric Slamet Widodo saat ingin masuk Seminari Tinggi Yohanes Paulus II harus ada persyaratan surat pengantar dari Romo Paroki tempat domisili kebetulan ia tinggal di Paroki Tomang MBK yang saat itu romo kepala paroki Rm Eko O'Carm dan dengan mudah surat pengantar diperoleh, saat mendaftar di Seminari Tinggi masih kuliah maka disarankan oleh Pastor pembimbing di Seminari agar menyelesaikan kuliahnya terlebih dahulu.

Sebetulnya saat masih kuliah juga sudah punya pacar dan keinginan itu disampaikan kepada pacarnya, ibu dan saudara-saudaranya tetapi ditentang agar hidup berumahtangga saja dan mempunyai keluarga dan anak, tetapi tekad sudah bulat untuk tetap masuk ke Seminari Tinggi dan berpikir tidak ada gunanya memikirkan harta duniawi. Setiap tahun ia pulang dan selalu membasuh kaki dan mencium ibunya akhirnya ibu menyetujui untuk masuk Seminari Tinggi dan berpesan bila jadi pastor jangan meninggalkan umatnya itulah pesan dari ibu dan menjadi mottonya sampai sekarang. Untuk kaum muda berpesan ada ruang kosong tetapi kita tidak tahu maka bila Yesus memanggil bersiaplah untuk menanggapi.

Rm.Heribertus Supriyadi O'Carm mengatakan sebetulnya ingin kawin muda dan punya anak 6 tetapi gara-gara iklan di saat mengikuti misa panggilan maka dia tertarik, hari panggilan itu bukan hanya untuk biarawan-biarawati saja tetapi untuk kita semua maka bagi orang tua agar mendidik anaknya dengan kejujuran dan berdoa serta memberi dukungan kepada biarawan dan biarawati agar setia terhadap panggilannya.

Kita sebagai missionaris harus siap diutus kemana saja dan supaya tetap setia dalam panggilan kita harus selalu berdoa, dan untuk menjadi missionaris itu tujuan utamanya adalah untruk memuliakan Tuhan lebih besar.

Lihat Juga:

• Warta Minggu Digital (PDF)

Seputar MBK (WM) Lainnya...  Kembali