Maria Dalam Tradisi Karmel
15 Jul 2011, 07:01
Sabtu 9/7/11 di ruang S. Benediktus Paguyuban Adi Yuswa (PAY- MBK) dalam rangka menyongsong Pelindung Paroki Maria Bunda Karmel mendatangkan Romo Radix Setiawan O.Carm (30 tahun) dari MKK. Ia baru saja ditahbiskan dua tahun lalu. Cita-citanya adalah menjadi seorang pendoa dan pelayan umat telah diketemukannya dalam Ordo Karmel.
Tema "Maria dalam tradisi Karmel" dibuka dengan ilustrasi: Seorang gadis yang ingin menjadi pemain biola yang harus menghadapi saudaranya. Ia juga harus mengamen, melawan preman yang merusak biolanya. Akhirnya dia bertemu dengan orang tua yang menasihatinya: "Tutuplah matamu." Dengan menutup mata, ia mencari jati diri dalam dirinya sendiri.". Dalam kedalaman hatinya, ia berjumpa dengan yang sejati dan memberinya rasa bahagia.
Doa S. Fransiskus Assisi (1181-1236): "Berilah aku rahmat untuk mengubah, apa yang tidak bisa aku ubah." Orang tidak bisa bahagia jika tidak mau mengubah dirinya sendiri. Para Karmelit, mau mengikuti Yesus Kristus seturut teladan Maria dan nabi Elia." Mereka semula adalah tentara Perang Salib. Mereka terkejut mengalami kekalahan, penyiksaan dan perbuatan yang melanggar perintah agama. Mereka terdiam, termenung dan mengasingkan diri di Gunung (Bukit) Karmel.
Mereka mendirikan kapel yang dipersembahkan kepada Santa Maria sebagai Pelindung di tengah gua-gua (bilik mereka). Bunda Maria jadi pusat. Maria jadi oase kehidupan dan kesegaran dan para karmelit jadi lahannya. Maria adalah Ibu dan Keindahan Karmel. Maria menghiasi taman Karmel dengan keutamaan-keutamaannya. Arnoldus Bostius: "Seorang Karmelit hina dina bisa berseru: "Inilah ratu surgawi dan saudariku." Maria jadi tempat berbagi situasi kemanusiaan dan saudari penolong dalam hal konkrit. Ordo mereka disebut Ordo Para saudara Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel."
Skapulir(celemek) jadi lambang Kuk yang dipasang oleh Kristus. Skapulir dikenakan terasa ringan, sedangkan Kuk (salib) yang berat dipikul oleh Yesus sendiri. Skapulir jangan dipandang sebagai benda magis. Rm Radix ketika masuk seminari juga diberikan seledang untuk menggendong dia waktu masih kecil, untuk mengenang ibunya. Jos Soejono juga bersuara: "karena ingin mengenang ayahnya diasrama, dia membawa carik (kain ayahnya). Waktu dipakai untuk selimut, kainnya jebol dan beralih fungsi jadi kain pel.
Sharing iman. Ibu Maria, pengurus PAY bersaksi bagaimana ia yang semula mau down karena suami yang dikasihinya meninggal dunia, kembali bangkit. Ia ingat akan kata-kata penuh semangat dari suaminya: "Bersama Yesus kita bisa mengatasi semua masalah." Ia tampil setelah lama tidak hadir.
(Tomas Samaria)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |