Soegija Membawa Berkah di Puri

  16 Jun 2012, 19:24

Film "Soegija" membawa banyak berkah. Itu pasti! Tidak perlu menyebut semuanya. Ambil yang sederhana saja. Beberapa restoran di Puri Mall menuai pemasukan lebih dari biasanya. Banyak penonton film "Soegijo" mendatangi beberapa outlet makan di sana setelah film usai, pas pada saat untuk makan malam, Jumat (8/6).

Soegija Membawa Berkah di Puri

Para pelayan sebuah restoran populer ceria semuanya. "Ya pak, rame. Katanya sih mereka abis nonton film," kata Hamzah sambil memandang keseluruh ruangan yang dipenuhi para tamu. Ia tidak tahu dan tidak peduli film apa. (Film "Soegija" diputar di bioskop tidak jauh dari restorannya). Bagi anak muda yang menikah tiga bulan lalu ini, banyak tamu berarti banyak pemasukan, ini hal paling penting.

Lalu soal para tamu restoran. Ada pemandangan yang sebenarnya biasa-biasa saja tetapi bermakna. Diantara para tamu (katolik/warga MBK) seseorang dengan tulus berbagi berkah kepada sesama saudara seiman. Dengan tulus ia membayari semua orang semeja (tujuh orang). Padahal semua yang lain sudah siap-siap membayar.

Satu lagi! Pada sebuah meja panjang (yang digabung) duduk sejumlah orang katolik dari dua paroki. Sangat tidak sengaja mereka ngumpul. "Kami dari Paroki Bojong, dan mereka ini dari Paroki Cengkareng," kata seorang ibu paruh baya. Dari auranya yang charming, sangat mungkin ia seorang aktivis paroki. Terdengar obrolan lintas-paroki pada meja itu. Menarik sekali! Dan ketika dilirik lagi, ada 2-3 orang yang mbayarin semua.

Itulah. Film "Soegija" mempertemukan dan memperkuat persaudaraan para pengikut Yesus, di kota Jakarta yang penuh tantangan "egoisme serta individualisme".

Dan apakah film "Soegija" jadi topik hangat di restoran Puri itu? Sepertinya ya! Tetapi sebatas waktu menunggu pesanan datang. Ada yang bertanya "Garin (sutradara) itu katolikkah?". Seorang ibu di ujung meja langsung menanggapi: "Tidak, dia Islam", yang ditanggapi oleh suara ke-ras seoang ibu lain: "Bukan ah! Dia katolik berat".

Film "Soegija" punya beberapa sisi yang membuatnya menarik, walau cukup banyak penonton mengatakan bahwa secara keseluruhan mutu film ini tidak istimewa. "Menurut saya fragmen-fragmen yang disajikan agak kurang mulus sequence-nya," begitu komentar A.A. Bambang Widiyarto (Lingk. MBR 7) melalui Milis-MBK. Ia bersama keluarganya serta para warga lingkungannya menonton di Slipi Jaya hari Kamis (7/6).

Namun, jempol patut diacungkan untuk keberanian membuat film "Soegija", di negara yang kelompok katolik amat sangat minoritas. Juga salut kepada seorang muslim (Nirwan Dewanto) yang memerankan seorang uskup katolik, pahlawan nasional, yang mewariskan motto terkenal "Seratus persen katolik dan seratus persen Indonesia". Sekarang, coba bayangkan sebaliknya! Seorang (tokoh) katolik jadi pemeran utama sebagai Da'i, lengkap berbusana pendakwa terhormat? Anda pasti punya komentar!

(Leo Jegho)

Lihat Juga:

Seputar MBK (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi