Kursus Katekese Dekenat Jakbar II
17 Aug 2010, 14:42
Rabu malam (28/7) merupakan sesi ke-14 dari 23 sesi kursus Katekese. Malam itu pelajaran dari Lina Tjahaja, dosen Fakultas Teologi Unika ATMA JAYA yang baru pulang dari Ruteng (NTT). Di awal pertemuan diputar film Permainan dari Puskat Yogyakarta. Ada dua bocah laki-laki dan perempuan asyik menggambar. Dua-duanya tampak piawai, seperti terlihat melalu gambar dan mimiknya. Yang satu tak mau kalah dari yang lain. Adegan semakin agresif, saling bersaing, menyerang, bertahan sampai kepada tindakan kekerasan dan penghancuran. Imaginasi anak ini tentu saja diperoleh dari apa yang mereka lihat dalam keluarga, di luar rumah dan masyarakat.
Gambaran ini juga dimasudkan untuk memberi gambaran suasana kegiatan seorang katekis (guru agama) dan para katekumennya. Setelah itu Lina membagikan kertas yang memuat 27 ciri karakter manusia. Dari 27 karakter itu dipilih dua/tiga sebagai refleksi pribadi. Karakter apa yang paling dominan dalam diriku? Ada yang merasa mempunyai 27 karakter itu sekaligus. Karakter apa yang menghambat/menunjang dalam melayani umat. Apa yang telah aku pelajari dari pelayanan Yesus? Setelah itu dibagikan juga kertas sharing tentang peserta katekese.
PengenalanMulai dari tingkat usia, budaya, keluarga, pendidikan, pekerjaan dan pengalaman. Ada budaya paternalistik, dimana laki-laki saja boleh bicara, perempuan diam. Dalam instansi tertentu yang atasan ngomong dan bawahan hanya jadi pendengar saja. Ada yang sulit membuka mulutnya karena bangsa ini jadi bangsa pendengar yang baik. Tapi ada yang bicara terus tak terbendung. Semua ini bisa berubah melalui suatu proses pendidikan. Ada juga peserta/katekumen yang datang mau mengetes/menjebak fasiltator/motivator dengan pertanyaan-pertanyaan.
Aturan mainSetiap pribadi punya harga diri. Tidak boleh ada yang tersingkir. Amalkan strategi gembala yang baik yang dipromosikan KAJ. Gembala yang baik kenal domba-dombanya dan domba-dombanya kenal gembalanya. Jangan dalam keramaian ada orang yang kesepian. Penting wujudkan komunikasi iman dan relasi pribadi dengan Tuhan. Semua orang punya hak bicara. Semua orang boleh bicara secara bergiliran.
Teladan YesusLihatlah bagaimana Yesus menghadapi para murid-Nya yang mempunyai aneka macam karakter. Dia tidak menghakimi, tidak menuntut orang berubah, berani tegas, mendekatkan diri. Yesus juga manfaatkan karakter orang dengan bertanya apa yang ia ketahui tentang hukum Musa dan Taurat. Dengan petani Ia bicara mengenai benih, bunga dan kembang bakung. Dengan pedagang ia memakai kata dinar.
Gambar AllahSangat ditentukan oleh hubungan manusia dengan Tuhan. Bagi seorang anak, Allah itu pelindung dan pemeliharanya yang mencukupi kebutuhannya. Bagi yang dewasa, Allah itu suatu yang sakral.
Dari sekitar 80 peserta dalam kelas, kami dibagi dalam kelompok. Dari MBK ada beberapa prodiakon, pemandu kitab suci dan karmelit awam. Dari Paroki Trinitas ada Ireneus yang sudah tiga puluhan tahun mengajar agama, jadi ketua katekese, tapi masih duduk belajar menimba ilmu kateketik dari Bunda Gereja.
(Tomas Samaria)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |