Ziarah Rohani Gua Maria Lawangsih
14 Jul 2012, 12:06
Kami serombongan kecil warga lingkungan Antonius 4 mengadakan perjalanan ke Yogyakarta dalam kegiatan ziarah rohani ke tiga tempat, yaitu Gua Maria Lawangsih Nanggulan, Gereja Ganjuran, dan Gereja Bintaran. Perjalanan ziarah rohani tersebut dilaksanakan ketika kami menghantar kepindahan Sr. Margaretha PIJ dari Jakarta menuju ke Biara Suster Sang Timur di Sentul, Yogyakarta pada akhir Juni 2012.
Kami berangkat dari Jakarta pada Jumat 29 Juni 2012 pukul 20.30. Dalam perjalanan ke Yogyakarta, Sr. Margeretha PIJ dengan semangat membagikan banyak pengalaman hidup yang ringan sampai pada pengalaman iman yang cukup berat.
Gua Maria Lawangsih terletak di kawasan Pegunungan Menoreh, tepatnya di dusun Patimoho, desa Purwosari, kecamatan Girimulyo, Kulon Progo, DIY. Secara teritorial gereja, Gua Maria Lawangsih berada di wilayah Stasi Santa Perawan Maria Fatima Pelem Dukuh, Paroki Santa Perawan Maria Tak Bernoda Nanggulan, Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta, Keuskupan Agung Semarang.
Awalnya Gua Maria Lawangsih merupakan sebuah gua alami di pegunungan kapur yang menjadi habitat kelelawar. Dalam bahasa jawa kelelawar disebut lawa, maka disebut gua lawa. Pada tahun 1988 muncul ide dari Dewan Stasi untuk menjadikannya sebagai tempat ziarah rohani sebagai Gua Maria. Melalui perjalanan waktu dan berbagai upaya, pada 25 Mei 2010 Gua Maria Lawangsih diresmikan oleh Bupati Kulon Progo, Drs. H. Toyo Santoso Dipo.
Gua Maria Lawangsih sendiri terdiri dari 2 bagian, yaitu gua yang menga-lirkan air jernih. Di depan gua inilah diletakkan patung Maria dan tempat doa. Bagian kedua, adalah sebuah lorong gua yang kemudian digunakan sebagai ruang semedi. Di dalam gua ini diletakkan sebuah patung Hati Kudus Yesus. Di sekitar gua dibangun sebuah altar untuk misa, dan dibangun juga sarana jalan salib, serta lahan parkir yang cukup untuk beberapa mobil.
Untuk mencapai Gua Maria Lawangsih dapat dilakukan dari Nang-gulan melalui jalanan yang berkelok-kelok menaiki punggung pegunungan Menoreh dengan menggunakan kendaraan kecil. Sebuah perjalanan yang sangat indah, sekaligus memberi kesan betapa besar kuasa dan kasih Tuhan.
Selepas berdoa rosario di Gua Maria Lawangsih, kami menuju ke biara Suster Sang Timur di Sentul. Pada malam harinya, kami menuju ke gereja Ganjuran, dan kesokan harinya, kami mengikuti misa di gereja Bintaran, gereja dimana Mgr. Sugija pernah berkarya semasa perang kemerdekaan. Misa pagi hari itu dilaksanakan dengan menggunakan bahasa Jawa. Pagi itu, umat diingatkan bahwa sebagai umat katolik, kita adalah orang yang kaya secara rohani karena hidup bersama Yang Maha Kaya. Maka, agar kita mampu menikmati kekayaan tersebut hendaknya kita senantiasa saling mengasihi sesama, bahkan mengasihi lingkungan sekitar. Maukah aku hidup demikian?
(Vic Sugiyanto, Antonius 4)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |