Pengorbanan Santa Agata

  11 Feb 2011, 22:33

Sabtu (5/2) Gereja Katolik merayakan Orang Kudus Santa Agata yang hidup dalam masa Kaisar Decius (249-251M). Agata adalah perawan Kristen cantik yang bernazar mempersembahkan keperawanannya untuk Kristus. Ia tinggal di kaki gunung Aetna di Catanea. Gubernur Sisilia yang kafir ingin memperisterinya. Quintianus merasa dihina menjebloskan Agata ke rumah bordil. Tak ada orang yang berani menyentuhnya. Tak puas, disuruhnya orang memotong dua buah payudaranya, kebanggaan wanita umumnya. Penguasa kafir itu menghukumnya dengan menyuruhnya berguling-guling diatas pecahan kaca dan bara api merah menyala sampai tewas. Untuk jadi pengikut Kristus, kita harus berani mengorbankan kebanggaan duniawi.

Pengorbanan Santa Agata

Bacaan liturgisRomo Yandhie CDD yang baru pulang dari Bali mengajak umat untuk senantiasa mempersembahkan kurban syukur. Ada ucapan bibir untuk memuliakan nama-Nya. Jangan berdoa untuk orang miskin, tapi tidak memberi mereka makanan. Tidak ada gunanya. Kita gembira bukan karena perbuatan baik kita, tapi gembira karena nama kita dicatat di surga. Kita harus taat pada pemimpin kita, Yesus, Maria dan teladan Orang Kudus. Kita wajib berjaga-jaga. Tidak usah takut mati, tapi siap jika Tuhan memanggil kita.

Baca Kitab Suci jangan sepotong-sepotong. Ada suami-suami senang dengan nas: "Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan." Tapi menutupi ayat di bagian belakang yang berbunyi: "Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus mengasihi jemaat." Ada orang non Katolik melontarkan nas melihat orang Katolik sibuk merawat jenasah: "Biarkan orang mati menguburkan orang mati." Tapi tak lanjut dengan: "Tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana." Orang mati tidak bisa pegang cangkul atau bawa sekop. Dan orang hidup haruslah mewartakan Kerajaan Sorga.

Perayaan ImlekAdalah pesta rakyat dan pesta harapan. Tempo dulu di Cina daratan, pada musim dingin, orang yang tak punya pakaian kedinginan dan menderita sekali. Karena belum maju, digambarkan musibah datang dari siluman/monster. Monster ini takut akan kain merah lambang darah dan pengurbanan. Kini siluman itu bisa berupa orang yang memaksakan kehendaknya, minta-minta uang dan menodong orang kaya. Sajian Imlek terdiri dari sayur/buah-buahan yang macam-macam warnanya yang diserut. Lambang ada banyak talenta baik yang digabung jadi satu. Lalu di atas ikan diperas jeruk manis. Semoga ada banyak rezeki dan kekayaan. Hidangan dicampur saus manis agar hidup umat penuh dengan ucapan manis.Thian-thian mie-mie. Makan diaduk dengan sumpit bersama, tanda mau saling melayani. Makanan diangkat tinggi-tinggi supaya karir, hidup rohani dan harapan tinggi tercapai di tahun mendatang.

Cinta pada orang tuaAlangkah bahagia orang tua diundang makan di restoran saat Sin Cia. "Anak-cucumu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu. "Apalagi disuruh pilih menu. Tapi jangan larang tangan mereka menyumpit babi guling, udang lobster dengan litani penyakit: awas kolesterol, serangan jantung. Nasihati saja: "Kalau papa mama makan kebanyakan jadi sakit, kami sedih." Berikanlah sedikit kulit babi bisa diemut-emut (isap) sampai satu jam. Mendengar kisah Romo Yandhi, umat di ruang Benediktus ini, termasuk Anton Sardjo pasti nyengir kuda.

(Tomas Samaria)

Lihat Juga:

Seputar MBK (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi