Utuslah Roh-mu Misa Anak-anak

  8 Jun 2012, 18:31

"Utuslah Roh-Mu ya Tuhan, dan jadi baru seluruh muka bumi".

Ulangan yang terdengar saat Mazmur dan doa umat, dinyanyikan saat berlangsungnya misa anak-anak didampingi para orang tua, minggu keempat bulan Mei di Auditorium pada misa hari Raya Pentakosta dengan warna liturgi merah.

Sapaan "Selamat pagi anak-anak" dari Rm Heribertus Supriyadi, O.Carm diulang 3 (tiga) kali, hingga terdengar teriakan balasan "Selamat pagi Romo", membangkitkan semangat anak-anak untuk mengikuti misa, yang bertujuan agar anak-anak bersyukur karena Roh Kudus selalu menyertai sehingga dalam semua perbuatan sesuai dengan kehendak-Nya.

Homili diawali makna hari Raya Pentakosta yaitu peristiwa turunnya Roh Kudus atas para rasul. Gaya bahasa yang sederhana agar dapat dimengerti oleh anak-anak tentang turunnya Roh Kudus, diceritakan dengan lambang angin, lidah api dan burung merpati. Dari ketiga lambang itu, dipilihlah angin yang ditirukan suaranya oleh Romo Heri dan anak-anak dengan bunyi "wuushhh".

Romo Heri yang akrab dengan anak-anak memakai alat peraga balon yang ditiup sehingga terisi angin. Saat balon masih kempes, tidak tampak wujudnya seperti balon, tetapi saat ditiupkan angin jadilah balon. Balon kempes lalu ditendang tidak bisa bergerak kemana-mana, tetapi balon yang terisi angin dan diikat ujungnya lalu ditendang maka balon akan bergerak kemana-mana. Disinilah anak-anak yang dipenuhi dengan Roh Kudus diumpamakan dengan balon yang berisi angin. Mereka menjadi anak Katolik yang berperilaku, seperti bersikap hormat pada orang tua, tidak menangis, mau diajak ke Gereja, dan mau belajar tanpa dipaksa.

Peragaan terakhir yaitu balon yang terisi angin dibuka ikatannya dan di-lepas secara bebas, balon terbang bergerak hingga anginnya habis, kembali kempes dan jatuh. Diumpamakan perlu untuk mengisi ulang kembali ke-cintaan anak-anak akan Tuhan, saat anak-anak loyo, tidak mau ke Gereja, menjadi malas, dan tidak mau belajar, maka tangan Tuhan bekerja melalui orang tua. Anak-anak diajak untuk berdoa, membaca Kitab Suci agar bangkit lagi semangat mencintai dan bersyukur kepada Tuhan.

Renungan dan refleksi hari Raya Pentakosta saat misa anak-anak, diharapkan menggugah para orang tua agar Roh Kudus juga hadir dan selalu menyertai sehingga dimampukan menjadi contoh yang baik untuk anak-anak terutama dalam hal memahami arti Ekaristi. Pola asuh "bersahabat bagai kepompong, yang dapat mengubah ulat menjadi kupu-kupu" merupakan salah satu cara agar para orang tua mau berkomunikasi dan saling menghargai sehingga terwujudlah keharmonisan anak dan orang tua selama mereka memerlukan pengasuhan dan bimbingan.

"Firman-Mu disampaikan oleh angin. Api yang berkobar tunduk pada-Mu bagai hamba"

(Josephine)

Lihat Juga:

Seputar MBK (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi