Nonton Bareng Edith Stein
6 Sep 2013, 15:20
Pemandangan pertama film adalah sebuah lokomotif yang menarik gerbong maut ke Auschwitz, di mana didalamnya terdapat Edith Stein (kemudian dikenal sebagai St. Teresa Benedicta dari Salib). Acara ini diadakan di ruang DPH MBK (28/7) oleh Karmelit Awam Jakarta. Hadir Rm. G.M.Jeffrey dan Rm. Ignasius Budiono O.Carm.
Edith adalah seorang gadis Yahudi, yang tak pernah puas mencari kebenaran, lahir 1891. Ia sempat mengenyam pendidikan filsafat de-ngan gelar doktor dan professor. Dari agama Yahudi ke ateis, tapi setelah menemukan Tuhan Yesus dalam buku PURI BATIN, karangan Teresia de Jesu (1541-1582), ia bertobat jadi katolik (1922).
Pesan injil: "Siapa yang tidak mau memanggul salibnya, tidak layak jadi pengikut Yesus." Pertobatannya jadi Katolik menyedihkan ibunya: "Mengapa kamu percaya pada Yesusyang baik itu sebagai Tuhan. Sedangkan mereka selama ini telah mempunyai Tuhan yaitu Yahweh."
Dr. Frans Heller, rekan sesama dosen, mengecamnya "dia egois dan sombong.". Dan yang ia perlukan adalah "tangan pria yang kuat." Frans inilah yang memburunya sebagai penjahat untuk dilenyapkan. Hal ini mengingatkan saya akan tokoh Les Miserable-nya Victor Hugo. Setelah Edith dilarang mengajar karena Yahudi, dia masuk biara Karmel (1933) pada usia 42 tahun lalu pindah ke Echt di Belanda. Ke sana juga Frans Heller mengejarnya.
Siapa yang mengenakan busana Karmel dipanggil untuk hidup kontemplatif, ajar Teresa de Jesu. Yang paling berat baginya adalah keheni-ngan (silentium). Biara Karmel bukan tempat pelarian dari dunia. Biara karmel terkenal sangat ketat peratu-rannya. Muder Joseph lebih ditakutinya daripada Allah yang maha besar.
Mottonya: "jika kita ingin segalanya, jangan mau jadi sesuatu." Rm. Verbeek O.Carm dalam seminar di Surabaya 1998 mengatakan: "Edith Stein juga "murid" S.Yohanes dari Salib (1542-1591). Jika kita tidak yakin, jangan mau berkurban. Gagasan ini membuat dia tak gentar, menderita disiksa, ditelanjangi dan dibunuh bersama 559 orang Yahudi lainnya. Ia meninggal sebagai martir 9 Agustus 1942. Ia mengalami penderitaan bersama Yesus dan memikul salib Kristus. Ia mati untuk Kristus. Ruang ketujuh di Puri Batinnya ialah Bersatu dengan Allah.
Rm. Ignasius Budiono yang pernah bertugas di pinggiran kota Roma dan mengunjungi Auschwitz, mengisahkan bahwa udara di sana masih tercium daging, rambut dan tulang-tulang yang terbakar. Manusia hanya dibedakan dengan kanan dan kiri seperti di film ini. Romo yakin Santa Edith Stein telah mencapai kebahagiaan.
(Tomas Samaria)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |