Rekoleksi Adi Yuswa Keuskupan Agung Jakarta
Ign Sunito | 8 Jun 2015, 09:53
Ketika menjalani masa tua jangan sampai disia-siakan dan gunakan kesempatan untuk terus memberikan pelayanan, baik untuk keluarga, sesama, terlebih dalam kehidupan menggereja. Umur adi yuswa tidak menghalangi untuk punya semangat memberikan pelayanan, karena Allah telah memberikan kesempatan sebelumnya dalam bentuk segala yang sudah diterima maupun dimiliki oleh para adi yuswa. Maka yang terpenting segala pengajaran yang sudah diterima diimplementaskan dalam perbuatan.
Demikian kesimpulan rekoleksi yang diberikan Romo RD Hadiwijoyo, moderator Adi Yuswa se-KAJ yang diikuti oleh 150 peserta pengurus Paguyuban Adi Yuswa dari 63 paroki se-KAJ. Di Wisma Erema Cisarua, Puncak Bogor selama tiga hari (tgl.13 s/d 15 Mei 2015). Penggunaan nama Lansia,lanjut usia menjadi Adi Yuswa dipelopori oleh MBK dan Paguyuban Lansia " Simeon- Hana " KAJ kini berubah menjadi Paguyuban Adi Yuswa " Simeon- Hana ". Kata lansia konotasinya adalah tua tak berdaya, sedangkan Adi adalah " bagus" sementara yuswa adalah "umur" berarti orang yang berada dalam umur yang bagus. Seperti slogan Paguyuban Adi Yuswa MBK: Mandiri-Bermakna-Berdaya Guna.
Lebih jauh Romo Hadi yang membawakan siraman rohani kepada para sepuh dengan cara memikat, sersan serius tapi santai dan penuh anekdot aktual yang bisa membawa suasana menjadi cair, riang, dan penuh gelak tawa tapi mengena. Semua pedoman hidup diambilkan dari ayat-ayat Kitab Suci. Dimana dasarnya orang semakin tua seharusnya semakin arif, bijaksana, sudah menjauhi kesombongan. Karena sombong itu adalah cikal bakal dari perbuatan dosa sejak dosa awal pertama kali dilakukan Hawa dan Adam. Kemudian dilanjutkan ketika Abraham memperisteri Hagar, dimana Hagar menjadi sombong karena bisa mengandung dan meremehkan Sara, isteri tua Hagar yang dicap mandul. Kesombongan Hagar diganjar oleh Allah, Hagar menurunkan anak-anak yang suka menentang baik kepada saudara-saudaranya sendiri maupun lingkungan dan bangsanya sendiri. Semua itu bisa kita lihat suasana di Timur Tengah sekarang ini.
Sara, yang sudah renta akhirnya juga dikaruniai Tuhan seorang anak dimana penerusnya nanti akan sampai kepada Maria yang melahirkan Yesus, yang akan menyelamatkan manusia dari dosa-dosanya. Romo Hadi pandai dalam mengisi rekoleksi, dimana semua hal yang "baik dan buruk " itu sebenarnya sudah banyak dialami, dipahami dan dijiwai oleh para adi yuswa. Namun dengan menyerap inti rekoleksi itu, kita,para adi yuswa merasa seperti belum berbuat apa-apa. Malahan timbul perasaan bahwa hidup semakin tua bukannya semakin ringan malahan semakin berat tanggung jawabnya. Justru itu dalam rekoleksi ini, Romo Hadi memberi tip-tip penguat rohani agar beban yang kita tanggung menjadi ringan.
Rekoleksi diakhiri dengan diskusi kelompok, dimana didiskusikan tiga pertanyaan mendasar yang ujung-ujungnya adalah menjalani pelayanan dengan suka cita. Para peserta masing-masing sharing pengalaman pribadinya yang sekira sejiwa dengan materi yang direkoleksikan. Kemudian ditutup dengan malam gembira, masing-masing perutusan dari 8 dekenat Adi Yuswa se-KAJ mempertunjukkan kebolehannya berseni ria. Bahkan Romo Hadiwijoyo unjuk kebolehan berStand-Up Comedy yang membuat hadirin tertawa terpingkal-pingkal. Maka nyatalah bahwa dakwah melalui humor sungguh sangat efektif.
Sebuah Rekoleksi yang tidak menjemukan. Hidup Adi Yuswa!
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |