Seminar HIV AIDS

  4 Mar 2011, 14:35

Bertempat di Wisma Siti Mariam (Paroki St. Andreas) pada Minggu (20/2/2011) berlangsung seminar HIV AIDS, dari pkl. 10 sampai 13. Para aktivis Dekenat Jakarta Barat II hadir dalam acara ini.

Seminar HIV AIDS

Kesaksian yang memilukanCisca yang telah mendapat sertifikat, dari RS Carolus, untuk pendampingan ODHA (Orang Dengan HIV/Aids) mengisahkan pengalamannya. Sayang, dari empat penderita yang didampinginya, semuanya meninggal. Ada seorang pemuda terkena positif penyakit ini. Dalam keadaan lumpuh, ia minta dibaptis oleh pastor. Tapi pastor menolaknya dengan alasan harus ikut katekumenat dulu. Begitu juga ketika ia dalam sakrat maut, minta sakramen perminyakan, pastor menolak. Takut tertular mungkin. Ada juga seorang ayah/suami ODHA diusir dari rumah oleh isterinya. Ia sering stress dan ingin bunuh diri saja, sebelum ajal sungguh-sungguh merenggutnya.

Yanti seorang aktivis gereja, tertular penyakit ini dari suaminya. Ia sampai diusir dari paroki dan rumahnya. Untuk mengobati luka batinnya, dia mendirikan Yayasan Tetap Tegar untuk mendampingi mereka yang terkena ODHA. Hanya sayang nasib mujur belum memihak dia. Ia terkena penyakit tumor ganas pada payudaranya.

Seminar HIV AIDS

Lain lagi dengan kisah Hastuti (30 plus) yang sejak 6 SD telah mengenal ganja dan minuman keras. Dari coba-coba gratis sampai ketagihan, dia jadi pengedar dan juga bandar. Untuk memutus jaringan, dia disekolahkan ke sekolah Katolik di Solo. Namun barang haram itu pun sudah sampai di pelosok kampung. Ketika dia SMA di Jakarta, ia terlibat dengan drugs dan suntik. Tahun 1997 dia menikah dengan suami ODHA dan juga akhirnya tewas. Untung dua anaknya tidak terkena HIV. Hastuti sendiri mengidap TBC parah. Berat badannya trun 20 kilo. Hidupnya sudah dekat dengan maut. "Aku belum mau mati. Aku ingin melihat anakku sekolah." Ia baru menikah lagi 2007 dengan laki-laki bujangan. Suaminya ingin punya anak.Tetapi mereka harus menunggu sampai virusnya jadi 0 (nol), minum obat serta konseling dengan dokter. Ia juga kini melayani sesama ODHA.

Dr. Nurlely yang sekarang masih studi S2 di FKUI mengatakan bahwa virus HIV itu ada pada cairan sperma dan vagina. Memeluk dan mencium saja tidak akan menularkan penyakit. Baru jika kita menghirup 10 liter air liur baru kena penyakit. Penularan terjadi karena hubungan seks yang tidak aman; transfusi darah (minta di cek bebas HIV/Aids); penggunakan satu jarum suntik untuk beberapa orang selama beberapa kali; Bisa tertular dari ibu ke bayi. (Ibu yang terkena HIV sebaiknya operasi Caesar). Menghindari HIV dengan:A) Abstinence - tidak ada seks pra-nikah. B) Be faithful - jangan selingkuh; C) Kondom - untuk mereka yang seks pranikah; selingkuh dan gonta-ganti pasangan; D) Drugs - obat-obatan Napza, hindari; serta E) Edukasi dan cari informasi. Don't be afrAIDS. Indonesia bisa tuh.We Dare To Be There And Care.

Veri Sardjono, seorang konselor klinik dan pendamping ODHA di penjara, menjelaskan sikap seorang pendamping yaitu "mau menghargai, tidak menghakimi, jaga rahasia dan punya empati. Spirit seorang pendamping: punya pengetahuan, peduli dan sabar, mampu komunikasi, aktif mendengarkan, ada waktu dan terampil merawat orang sakit. Peran paroki: adakan penyuluhan berkala, buka klinik, konseling; kelompok pendukung ODHA dan sosialisasi program.Email/Website:nurlely97@yahoo.comhttp://www.aidsindonesia.or.idhttp://spiritia.or.id.

(Tomas Samaria)

Lihat Juga:

Seputar MBK (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi