Melakukan Kehendak Allah
3 Jan 2013, 10:56
Kamis, 13/12/12. Warga lingkungan Antonius-4 mendalami tema pertemuan Adven ke-3. Tema Adven ke-3 terkait dengan komunikasi keluarga.
Dari sharing keluarga dapat diambil beberapa hal tentang bagaimana komunikasi dapat terbangun dalam sebuah keluarga.
Pertama, bahwa dalam keluarga harus terbentuk sikap saling percaya.
Kedua, jika terjadi "perselisihan" harus segera diselesaikan dan tidak membiarkannya berlarut-larut. Dalam hal ini harus ada yang berani bersikap rendah hati.
Ketiga, dalam sebuah keluarga perlu adanya kejujuran.
Pada hari yang sama, warga lingkungan Antonius-4 mendapat kebahagiaan dengan kedatangan Romo Heribertus, O.Carm yang mengadakan kunjungan pastoral terakhirnya di lingkungan Antonius-4. Romo Heribertus, O.Carm menyampaikan pengajaran iman tentang "Melaksanakan kehendak Allah" dengan menyampaikan Injil Markus 3: 35,"Barang siapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku." Demikian romo menyampaikan pengajaran kepada sekitar 60 warga Lingkungan Antonius -4 yang hadir.
Pertanyaannya, bagaimana cara melakukan kehendak Allah? Apa kehendak Allah itu? Kehendak Allah dapat ditemukan di Alkitab! Maka, Romo Heribertus mengajak umat katolik untuk mau membuka dan membaca kitab suci. Warga Antonius-4 diberi tantangan untuk memulai membaca kitab suci paling tidak 15 menit setiap hari dimulai dari Kitab Kejadian. Jika suatu kali tidak mengerti makna suatu perikop atau ayat tertentu, tidak usah khawatir. Teruskan saja membaca, suatu saat mungkin makna perikop atau ayat tersebut dapat dimengerti. Ibaratnya, dahulu makan bandeng itu enak tetapi perlu hati-hati durinya. Tetapi ketika sudah mengetahui cara baru dalam memasak (bandeng presto) sekarang makan bandeng tanpa takut lagi luka karena durinya sudah empuk! Demikian juga alkitab, sekarang mungkin tidak mengerti, tetapi ketika "Ilmu" sudah dikuasai, pastilah kita mengerti maknanya.
Markus 3: 35 memberikan pemahaman tentang keluarga. Menurut Romo Heribertus, bahwa ikatan keluarga karena hubungan darah sudah kuat. Namun, faktanya ada kejahatan yang terjadi dalam keluarga: perseteruan keluarga, perselisihan suami-istri, perselisihan anak dengan orang tua, dan sebagainya. Oleh karena itu hubungan keluarga tersebut perlu dilandasi dengan cara melakasanakan kehendak Allah, yakni bertumbuh dalam Iman, hidup dalam persaudaraan, dan memberikan pelayanan kasih.
Pengajaran yang disampaikan oleh Tuhan Yesus (Markus 3: 35) memperluas makna keluarga, yakni bahwa keluarga tidak saja Karen ahubungan darah, melainkan barang siapa yang melakukan kehendak Allah, merekalah yang menjadi keluarga kita. Artinya, sebagai umat katolik, yang menjadi keluarga adalah semua warga lingkungan, para tetangga, warga gereja, dan semua orang yang kita jumpai.
(Vic Sugiyanto, Antonius-4)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |