Empat Tahun Stasi Taman Anggrek

  4 Feb 2012, 06:51

Sabtu (28/1), Romo Agustinus Lie CDD, Dosen Filsafat Cina dan Liturgi STFT Widya Sasana memberi seminar "Umat Katolik Tionghoa memaknai Tradisi Leluhur dalam terang Iman Katolik" di stasi Fransiskus Asisi MTA yang berlangsung dari jam 9.00-14.30 sore. Romo Agus Lie lahir di Medan,13 Juni 1966.

Acara dibuka oleh Dr.Sunardi Krisnandoko dan moderator Junaidi. Hadir Ir John Luwiharto, Rm. Yandhie Buntoro CDD dan diliput oleh Hidup. MC dan pujian oleh ibu-ibu stasi MTA.

Tradisi orang Cina yang menonjol: Pay-pay ungkapan doa dan hormat. Kalau aksara Mesir kuno hieroglip tinggal sejarah, maka aksara Ibrani dan huruf kanji masih bertahan sampai sekarang. Makan bakmi pakai sumpit plastik/besi, terasa lebih enak. Busana gadis Cina cheongsam membuat penampilan lebih indah.

Makanan ada ceritanya: Cakkue, dua gulung tepung yang digoreng melambangkan Cinkui dan isterinya yang mengkhianati Yu Fe (Giok Hui). Makannya harus digigit dengan gemas. Sedangkan bacang mengingatkan akan Chi Yuen, seorang patriot yang terjun ke sungai. Orang mengenangnya dengan melempar baciang ke sungai. Supaya tidak dimakan ikan, bacang yang dibungkus daun bambu diikat dengan tali dan diberi bentuk segi tiga yang runcing.

Fokus hidup orang Cina: Materialistis (asal makmur dan berhasil) dan utilitarisme (pokoknya berguna). Filsafat Khong Hu Cu mengandung ajaran moral dan nilai sosial. Ia ingin mewujudkan stabilitas dan harmoni universal. Karena perkara duniawi saja sudah ruwet, mereka tidak memikirkan alam roh. Tidak ada Allah yang personal seperti pada ajaran Katolik. Maka ada tradisi memberi arwah sesaji dan uang kertas seperti layaknya hidup di dunia.

Filsafat hidup untuk menjadi manusia unggul, orang harus belajar. Dengan berilmu tinggi orang hidup mulia, tak sekolah jadi manusia hina. Tapi ada batasnya, manusia tidak bisa melewati Langit.

Dalam kitab Tao Te Ching, Taoisme mengajar bahwa Doa adalah jalan moral. Orang tidak boleh melakukan kekerasan. Taoisme lebih bersifat mistik dan mengatur hubungan manusia dengan alam (Yin-Yang).

Bakti kepada Negara dan Orang TuaNegara harus melindungi, membimbing dan memperhatikan rakyat. Di atas punggung Yu Fe di tattoo "Setia Membela Negara" sewaktu ia dihukum Raja.Tentang Kwan Kong yang patriotik di zaman Sam Kok.

Pentingnya hormat kepada orang tua digambarkan melalui kisah Kwan Im, seorang putri raja. Sekali pun ia terusir dari istana, ia rela memberi matanya sendiri sebagai ramuan untuk menyembuhkan penyakit ayahnya.

Makan bersama di malam Imlek idealnya bukan di restoran, tapi di rumah sendiri. Sehingga mantu-mantu perempuan yang suka cekcok jadi rukun di depan orang tua dan di tempat cuci piring.

(Tomas Samaria)

Lihat Juga:

Seputar MBK (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi