Rd Thomas Peng An Di PD MMC

  1 Aug 2013, 13:37

"biarlah aku bermazmur bagimu, selama aku hidup; biarlah aku bermazmur bagimu, selama aku ada."

Rd Thomas Peng An Di PD MMC

Romo Peng An pada hari Sabtu (6/7) memimpin Misa dan Adorasi di ruang Santo Benediktus/MBK. Romo composer dan entertainer musik, kepalanya sering miring sebelah jika dengar aklamasi tonusnya salah. Sebelum misa ia melatih aklamasi yang benar seperti jawaban "Amin" dan "Bersama dengan rohmu." Walau pun coba dinyanyikan dengan hati-hati masih keliru akibat kebiasaan yang lama. Menyanyi yang baik perlu perjuangan. Musik liturgi katolik itu indah dan kaya, tidak membosankan.

Seperti Yakub, kita harus mencari berkat Allah. Mencari Allah dan jadi "Amin". Seperti Bunda Maria, memenuhi perintah Allah, berjuang demi kemuliaan Allah dan diberkati Allah. Devosi kepada Maria Bunda Penolong Abadi, kita harus jadi abdi yang lain, bertanggung jawab kepada perutusan Allah dan jadi "Amin."

Mengapa mau jadi pastor? Romo yang lahir di Bogor 22 Juni 1968 serta memiliki nama baptis yang merujuk kepada S.Thomas Moore (1478-1535) ini setelah lulus sekolah jadi pegawai admin. Ia tak cocok kare­na ia lulusan fisika. Lalu ia pindahjadi entertainment bagian musik. Ia kirim lamaran kerja ke studio TV dan Keuskupan Bogor. Mana yang memanggil duluan, ia masuk. Ternyata panggilan keuskupan datang lebih dulu.

Di saat bersamaan, keponakannya masuk Rumah Sakit. Ia bernazar: "Jika keponakan sembuh, ia jadi pas­tor. "Keponakannya sembuh dan tak ada dalih lagi, ia masuk seminari pada 7 Agustus 1993. Seorang yang hidupnya liar, terkagum melihat para frater berjalan dan berdoa Rosario dengan tangan di dada. Ini shock­terapy baginya. Waktu misa, ia tidur. Waktu belajar, ia keluyuran.

Mimpi penunjuk jalan. Dalam penglihatan, ada seorang bapak yang mengajaknya: "Ikutlah aku." Ia diajak menyeberang sungai yang luas. Ia melihat bapak yang tinggi berjubah putih berjalan di atas air. Ia mengikutisampai lebar sungai mengecil dan ianaik perahu. Ketika Paus JP II ke Indonesia 1/9/1988, bapak itu mun­cul dalam mimpi. Ia diajak masuk ke dalam gereja, yang digelari red carpet dan ujungnya ada ruangan sakristi dan pengakuan dosa.

Di tingkat tiga, ia sempat dikeluarkan. Tahun 2001 tahbisan imamatnya ditunda. Tapi tekadnya jadi pastor tetap. Sebab Tuhan itu setia. 2 /2/2002, ia ditahbiskan. Ada yang sinis: "Kok orang seperti kamu, bisa jadi imam?". Baginya hanya berserah kepada Tuhan. Jadi pastor bukan cita-cita, tapi pilihan hidup yang bertang­gung jawab!"

(Tomas Samaria)

Lihat Juga:

Seputar MBK (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi