Berdoa Penting
2 Jun 2012, 19:58
Pada hari Minggu (20/5) Mgr. Hadisumarta O.Carm, Uskup Emeritus, memimpin misa dan memberikan homili pada jam 09.00 pagi. Bacaan pada hari itu berkisar tentang doa. Tuhan Yesus dalam hidup dan karya-Nya selalu menyediakan waktu untuk pergi berdoa kepada Bapa-Nya.
Ternyata Tuhan Yesus tidak berdoa untuk diri-Nya sendiri tetapi juga untuk para murid-Nya dan kita juga. Doa adalah sumber kegembiraan. Mgr. Hadi baru-baru ini mengunjungi seorang pasien yang mengidap sakit kanker paru-paru. Secara medis dokter yang merawatnya mengatakan bahwa hidupnya hanya bisa bertahan antara enam bulan sampai dua tahun.
Tiap-tiap orang dalam hidupnya, pasti mempunyai momen butuh doa. Yakinlah juga bahwa Yesus senantiasa berdoa untuk kita. Dari bacaan hari ini ada tiga hal yang dapat ditarik dari Doa Yesus kepada murid-muridNya dan juga kepada kita. (Yoh 17: 11b-19).
1.Supaya mereka menjadi satu seperti KitaYesus ingin kita bersatu dengan Tuhan dan sesama. Kita adalah ciptaan Tuhan yang sah. Berkat sakramen baptis, kita diangkat jadi putra-puteri Allah yang sama. Kita diajak hidup triniter seperti Bapa, Putera dan Roh Kudus yang adalah satu. Dalam aneka ragam bangsa, suku dan kedudukan, kita adalah satu.
Kita juga adalah Gereja. Apapun beda agamanya, kita adalah satu. Gereja harus jadi sakramen persatuan, yaitu tanda kehadiran Tuhan yang mempersatukan.
2.FirmanAku telah memberi firman-Mu kepada mereka, dan dunia membenci mereka."
Dalam tayangan layar kaca kita melihat tindakan cekcok, perkelahian mulai dari anak sekolah sampai tawuran antar kampung dan pemberitaan maraknya korupsi. Yesus tidak meminta kepada Bapa-Nya agar kita diangkat dari dunia, tapi berdoa agar Tuhan mau melindungi kita, murid-murid-Nya dari mereka yang jahat. Kalau Yesus sendiri ditolak dan dibenci dunia, apalagi murid-murid-Nya.
Tapi Tuhan Yesus menganjurkan kita untuk terjun dalam dunia dan masarakat kita, walau pun dunia membenci kita. Gereja atau umat Tuhan, hendaknya jadi sakramen persatuan. Kita harus bersatu dengan mereka yang beda iman dengan kita.
3.Kuduskanlah mereka dalam kebenaranApa arti kekudusan? Kudus adalah menjadi ilahi seperti Allah sendiri. Yaitu mau berbelas kasih."Barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap di dalam Allah dan Allah di dalam dia," (1 Yoh 4: 16). Kita dipanggil untuk mengambil bagian dalam hidup dan karya Yeus.
Kasih itu tidak mengenal perbedaan. Kasih bukan untuk memuaskan kepentinan diri sendiri. Itulah kasih yang menguduskan. Belas kasih jadi pegangan kita.
Seperti amanat di Tahun Ekaristi ini, kita dipersatukan dalam Ekaristi, diteguhkan serta diutus untuk berbagi.
(Tomas Samaria)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |