PDMMC dan Bulan Kitab Suci 2011

  29 Sep 2011, 16:34

Sabtu 17/9 di ruang S. Benediktus, Evy memimpin pujian dan penyembahan. Sedang Felix, yang baru saja jadi ayah, mengiringi dengan keyboard. "Apa yang indah tidak selalu baik. Tapi apa yang baik, pasti indah. Yesus yang baik adalah indah". Christovani kali ini jadi ban serep. Karena pemandu yang dijadwalkan, mendadak berhalangan. Hamba Tuhan memang harus stand by dan harus bisa pegang kemudi dengan urapan Roh Kudus.

PDMMC dan Bulan Kitab Suci 2011

Bapa, anak Sulung dan Anak Bungsu

Tema ke-2 menggambarkan betapa kasih dan setia seorang Bapa itu. Anak bungsu yang minta warisan semasa ayahnya masih hidup, memang durhaka danput hau. Kena kutukan langit. Tanpa banyak tanya, sang Bapa memberi. Anak bungsu lambang kita, umat Allah yang berziarah ke bumi. Lupa asal kita yaitu rumah Bapa surgawi. Di dunia: muda foya-foya, tua kaya raya, mati mau masuk surga.

Nyatanya dunia begitu kejam.Sega-la karunia yang telah Tuhan berikan habis kudes. Akhirnya kita jatuh miskin di hadapan Tuhan. Hidup dalam kehinaan dan lumpur dosa. Sampai makan ampas babi saja tidak boleh.

Dalam situasi seperti ini, orang baru ingat: "O, di rumah Bapa tersedia segala-galanya." Apa yang telah aku perbuat bagi Tuhanku?. Seperti juga dalam pepatah Cina yang mengatakan: "Air yang mengalir tak lupa pada sumbernya."

Orang Yahudi tak pernah berlari. Yesus juga tidak. Yesus makan, berjalan dan duduk. Jika sang Bapa sampai berlari menyongsong anak yang hilang didapatkan kembali, yang telah mati hidup kembali. Inilah ledakan kasih seorang Bapa - luapan penantian yang mengundang pertobatan. Seperti Allah kita yang setia dan tidak menghukum.

Anak sulung yang marah, seperti kita juga, yang tidak pernah mencari, meminta dan mengetuk pintu kerahiman Allah. Bisanya ngomel melihat orang berdosa diampuni, dipulihkan dan peroleh berkat.

Lalang dan gandum.

"Apakah Kerajaan Allah itu?". Santo Paulus menulis kepada jemaat di Roma: "Kerajaan Allah adalah soal kebenaran, damai sejahtera dan suka cita oleh Roh Kudus!". Siapakah yang dapat membedakan lalang dan gandum ketika masih tunas?.

Selama ini kita hidup bersama, antara orang baik, orang jahat, koruptor. Baru nanti pada hari penghakiman, Tuhan akan memisahkan mana yang kambing dan domba. Seperti gandum dan lalang, setelah penuaian orang Yahudi baru bisa memisahkan bulir gandum yang kuning dari bulir lalang yang warnanya abu-abu dan mengan-dung racun.

Selama ini kita mengeluh mengapa orang yang baik hidupnya susah dan orang jahat nyaman hidupnya dan alangkah baiknya mereka yang jahat dimati-in saja. Nyatanya Tuhan membiarkan kita hidup dan bertobat.

Manusia hendaknya hidup seperti gandum, seperti anak sulung dan se-perti orang Samaria yang baik hati.

(Tomas Samaria)

Lihat Juga:

Seputar MBK (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi