Belas Kasihan Menang Atas Penghakiman
18 Nov 2010, 21:11
"Akan tetapi justru karena Engkau berkuasa akan segala sesuatu, maka semua orang Kau kasihani dan dosa manusia tidak Kau perhatikan, supaya mereka bertobat" (Salomo 11: 23)
Zakeus, kepala pemungut pajak yang pendek tubuhnya, tak bisa melihat Yesus. Zakeus bukan orang yang populer di masyarakat, sebagaimana umumnya para pe-gawai pajak dimanapun, termasuk di Indonesia. Dalam dirinya ada keinginan yang sedemikian besarnya untuk melihat Yesus, tapi bagaimana caranya, kerumunan orang begitu banyak. Dia tidak kalah akal. Dia melihat pohon Ara yang agak tinggi, yang akan dilalui Yesus dan dipanjatnyalah pohon itu. Yesus yang lewat melihatnya, memang-gilnya turun dan mengatakan bah-wa Dia harus menginap dirumah Zakeus. Zakeus menyambut Yesus dengan begitu gembira dirumahnya, tetapi sebaliknya penduduk sekitarnya yang sangat mengenal Zakeus sebagai pendosa, bersu-ngut-sungut.
Apa yang terjadi? Zakeus bertobat dan berjanji untuk memberi ganti rugi yang cukup memadai pada orang-orang yang telah dia rugikan. Hal semacam ini barangkali belum pernah kita alami di negeri kita. Yang kita alami justru sebaliknya. Bukannya mengaku dan bertobat, tetapi sebaliknya justru menyangkal dan menyalahkan orang lain.
Penghakiman dinegeri kita dirasakan banyak orang sebagai tidak berpihak pada keadilan. Contohnya kita lihat hampir setiap hari di media surat kabar atau televisi. Semua orang bicara tentang Korupsi dan pemberantasannya, namun kepuasan orang atas hasilnya sangat rendah. Orang banyak bersungut-sungut atas pengadilan, yang dirasakan sama sekali tidak adil, bahkan mereka mau turun kejalan untuk menyatakan ketidakpuasannya. Bahkan masa sekarang, masyarakat cenderung main hakim sendiri dan bertindak sewenang-we-nang. Mereka mengambil batu dan melempari orang yang bersalah atau dirasakan bersalah.
Lain halnya dengan Yesus. Yesus datang untuk mencari domba yang hilang. Yesus datang untuk menginap dirumah Zakeus dan karenanya Zakeus bertobat. Yesus tidak menghakimi orang yang bersalah, tetapi mengasihi. Apakah kita sudah meneladani Yesus? Bilamana ada orang yang bersalah terhadap kita ataupun terhadap orang lain, apakah kita cenderung menghakimi, tanpa fakta, tanpa informasi, tanpa memahami sebab musabab orang tersebut berbuat demikian? Apakah kita berhak menghakimi?
Mari kita berguru pada Yesus, yang "Mengasihi, bukan menghakimi."
(Michael Setiawan)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |