Cinta yang Tak Mengenal Lelah

 Helena D. Justicia  |     31 Jan 2016, 15:05

Perempuan itu hanya mempunyai segenggam tepung dan sedikit minyak di dalam buli-buli. Yang sesedikit itu cuma bisa mempertahankan hidupnya dan hidup anaknya selama satu hari. Setelah tepung habis dan buli-buli kosong, ia tak tahu lagi. Ia akan menunggu mati.

Cinta yang Tak Mengenal Lelah

Pada saat itulah Nabi Elia datang dan meminta si perempuan memasak baginya. Betapa pedih hati perempuan itu mendengarnya. Mengorbankan diri dan anaknya hanya untuk seorang asing? Namun Elia menjanjikan bahwa Allah sendirilah yang akan mengisi mangkuk tepung dan buli-buli minyaknya hingga penuh.

Ada banyak janda di Sarfat, namun Elia diutus Allah kepada janda yang satu itu. Dan Tuhan menemukan iman di bumi. Perempuan itu dengan patuh memenuhi permintaan Elia, sehingga ia dan anaknya selamat dari bahaya kelaparan akibat kemarau panjang. Allah tak membiarkan mangkuk tepung dan buli-bulinya kosong begitu saja.

Saat inipun kita berada dalam kemarau kehidupan yang panjang. Banyak penderitaan yang kita alami atau saksikan. Ada di antara kita yang tak punya makanan, kelaparan secara jasmani maupun rohani. Ada di antara kita yang menjadi orang asing, tak dikenal, tak diterima, dilupakan. Dunia menjadi semacam kepingan Firdaus yang terlontar dan akhirnya hilang. Tak heran orang jadi bertanya, "Di manakah Tuhan?"

Padahal, Tuhan tak ke mana-mana. Ia senantiasa ada di dekat manusia, berusaha menarik mereka untuk kembali kepada kerahiman-Nya. Allah tak pernah lelah, tak kekurangan cara untuk mencintai makhluk ciptaan-Nya. Ia telah menciptakan dunia dan manusia, bersabda melalui perantaraan para nabi, bahkan menyerahkan anak-Nya sendiri untuk membawa keselamatan.

Kita diciptakan menurut citra Allah. Kita dipanggil untuk menjadi saksi tentang cinta kasih-Nya yang utuh dan sempurna. Kita diajak untuk terlibat dalam karya kasih-Nya: menyelamatkan dunia dan manusia, melalui apapun yang kita bisa, melalui apapun yang kita punya.

Bagaimanakah kita menanggapi panggilan itu?

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi