Rumah

  3 Jan 2013, 10:39

Rumah! Rumah adalah ruang. Ruang bagi tangis dan tawa. Ruang bagi benci dan cinta. Di ruang itu segalanya berawal, dan semuanya berakhir. Kehidupan berawal, kehidupan berakhir. Mimpi berawal, cita berakhir. Rumah adalah ruang yang selalu siap mengantar yang pergi, dan menerima yang datang.

Rumah

Di Nazaret ada sebuah rumah: rumah Yesus, Maria dan Yosef. Rumah keluarga kudus! Rumah itu bernafas­kan kasih. Di rumah itu ada peneri­maan. Di rumah itu ada saling ber­bagi. Di sana Yesus bertumbuh dalam kasih. Di sana Yesus dicinta, di sana pula Ia belajar mencinta. Dia mencinta dengan segenap hati, jiwa, budi dan tenaga-Nya, hingga akhirnya Dia mati di salib karena cinta.

Meski rumah mereka penuh cinta, Maria dan Yosef sadar bahwa sang Anak harus dibawa ke rumah yang lebih besar: rumah Allah di Yerusalem. Ke sana mereka pergi tiap tahun. Tapi di suatu ketika, sang Anak menghi-lang. Maria dan Yosef mencari-Nya tiga hari lamanya. Di Bait Allah mere-ka melihat-Nya bersama kaum tua-tua. "Nak, mengapa Engkau berbuat demikian kepada kami? Bapamu dan aku cemas mencarimu." Ya, mereka cemas karena Yesus tidak pulang ke rumah. "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di rumah Bapa-Ku?" Yesus harus berada di rumah Bapa-Nya. Yesus mau berkata, rumah yang sejati ada dalam kasih Tuhan. Yesus harus berada di rumah kasih Bapa-Nya itu. Dia harus bersatu dengan Sang Kasih itu.

Rumah! Apakah kita kerasan ting­gal di rumah? Kalau rumah kita ber­nafaskan cinta kasih, pastilah kita kerasan di sana. Kalau rumah kita menjadi ruang untuk mencinta, ruang untuk saling meneguhkan, saling berbagi suka dan duka, pastilah kita merasa at home di sana. Henry Nouwen berkata bahwa manusia modern sering "tidak memiliki rumah". Artinya, tidak kerasan di rumah. Mengapa? Karena rumah itu tidak bernafaskan kasih, melainkan menebarkan ketakutan. Rumah itu tidak berhembuskan cinta, tapi di dalamnya bercokol egoisme, saling curiga, saling membunuh secara baik secara psikis maupun secara fisik. Rumah yang menebarkan ketakutan itu membuat kita terbelenggu dan tidak berkembang.

Pada Pesta Keluarga Kudus ini, keluarga Nazaret mengundang kita untuk pulang ke rumah. Mengubah rumah kita, dari yang menebarkan ke-takutan menjadi rumah yang berna­faskan kasih. Mengubah rumah kita yang penuh dengan kebencian dan rasa curiga, menjadi rumah yang dita­buri cinta kasih dan saling percaya. Bila semua itu menghiasi rumah kita, maka kita akan selalu rindu untuk pulang ke rumah. Dan kalau itu yang terjadi, kita telah memulai rumah surgawi itu di dunia ini. Mari kita pulang ke rumah!

(Lamtarida Simbolon, O.Carm).

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi