Tinggallah Bersama Kami

 Yeremias Jena  |     29 Apr 2017, 12:13

Fakta kubur kosong, penampakan para malaikat, sapaan Yesus kepada para perempuan yang berkunjung ke kubur di hari Minggu pagi, atau pun kesaksian para perempuan itu, bahwa Yesus telah bangkit dan mereka telah melihat Dia rupanya belum cukup ampuh meluluhkan hati kedua murid di jalan ke Emaus itu. Ketika Yerusalem sedang heboh dengan peristiwa kubur kosong dan ketakutan para murid akan tuduhan telah mencuri mayat Guru dan Tuhan mereka, kedua murid itu justru memilih meninggalkan kota itu menuju dusun kecil bernama Emaus. Jika dusun kecil itu berjarak 10,4-12 km dan kemampuan berjalan kaki manusia sekitar 3 km/jam, tampaknya kedua murid itu telah meninggalkan Yerusalem selepas tengah hari. Pasalnya, hari menjelang malam ketika mereka tiba di dusun itu ketika mereka mengajak Yesus menginap.

Kisah penampakan Yesus kepada dua murid di jalan ke Emaus seperti yang kita renungkan hari ini (Minggu, 30/4/2017) penuh simbol dan kaya makna. Kita tak tahu persis apa yang kedua murid itu perbincangkan selama lebih kurang 4 jam perjalanan selain kesan bahwa mereka tampak kecewa. Rupanya ekspektasi mereka tentang peran sosial-keagamaan yang harus dimainkan Yesus tidak menjadi kenyataan. Padahal mereka seharusnya tahu dengan baik seperti apa sosok atau perwatakan seorang Mesias dan seluruh misteri pewartaan, wafat dan kebangkitan-Nya (Luk 24:25-27).

Yesus mencap kedua murid ini sebagai 'bodoh' (Luk 24:25), tetapi ketika mulai memecahkan roti dan membagi-bagikannya kepada mereka (Luk 24:30), mata mereka menjadi 'terbuka' dan mereka pun mulai 'mengenal' Dia (Luk 24:31).

Dua murid di jalan ke Emaus itu kita. Sudah lama kita 'tahu" (know) bahwa Yesus telah wafat dan bangkit tetapi kita justru berjalan menjauhi warta kebangkitan itu (makna simbolis dari 'meninggalkan Yerusalem'). Kita telah mengurung Yesus dalam cara berpikir dan logika kita sendiri. Kita ingin Yesus dan warta kebangkitan-Nya menjadi jawaban atas seluruh agenda dan rencana kita sendiri, dan bukan rencana Dia. Kita 'tahu' (know) bahwa Yesus telah bangkit tetapi kita tidak sanggup 'mengenal' (recognize) Dia. Di situlah kita menjadi bebal, bodoh, dungu, dan kebal hati.

Mari kita berdoa tak henti-hentinya kepada Allah Roh Kudus supaya dalam segala hal kita disanggupkan untuk berpikir (mengetahui) seperti Yesus. Itulah makna terdalam dari ekonomi keselamatan Tuhan. Kita berdoa semoga di tengah keterbatasan iman, kita disanggupkan untuk berseru: 'Tinggallah bersama kami, Tuhan!'

Tuhan Yesus hanya bisa 'dikenal' (bukan sekadar "diketahui") jika Dia bersedia tinggal bersama kita, memecah-mecahkan roti dan membagikannya kepada kita. Tuhan memberkati!

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi