Indahnya Kasih Allah
Rm. A. Yudhi Wiyadi, O.Carm | 29 Oct 2017, 13:05
Tak usah kutakut, Allah menjagaku. Tak usah kubimbang, Yesus p'liharaku. Tak usah kususah, Roh Kudus hiburku. Tak usah kucemas, Dia memberkatiku....
Nukilan lirik lagu El Shaddai. Lirik yang menggetarkan hati. Kenapa tema lagu cinta itu selalu digandrungi dan bertahan lama? Syair cinta itu selalu indah karena selalu menyentuh kalbu. Lirik lagu cinta itu pula memuat kebenaran Allah sendiri. Bukankah Allah itu hakikatnya kasih?
Lihat saja lirik lagu di atas. Betapa dahsyat, karena berisi cinta Allah pada manusia yang begitu nyata. Manusia tidak usah takut pada apapun. Manusia beriman hanya boleh takut pada dosa. Dosa itu begitu jahat. Ia memisahkan manusia dari kekasih hati sejati yakni Allah. Ketika manusia jatuh dalam dosa, sebenarnya bukan Allah yang memisahkan diri tetapi manusianya. Ia gentar bahkan ketakutan bersemuka dengan Allah. Pengalaman manusia pertama yang jatuh dalam dosa begitu adanya. Mereka akhirnya terlempar dari taman Eden hidup dalam penderitaan demi penderirtaan.
Kita sebagai manusia beriman senantiasa dipelihara oleh Yesus. Burung pipit saja diperlihara-Nya. Bunga Bakung dihias-Nya, apalagi manusia. Allah dalam diri Yesus sang Emanuel selalu menyertai dan memelihara hidup kita masing-masing. Untuk apa cemas dan bersusah hati tiada gunanya, karena Roh Kudus yang menghibur hati ini yang mau terbuka dan berpasrah kepada-Nya.
Perintah untuk mencintai Tuhan seutuhnya dan mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri tidak hanya mendapatkan pendasaran yang kuat tetapi sebenarnya nyata. Yesus mengajarkan hukum cinta kasih bukan dengan dengan mulut saja tetapi dengan tangan-Nya. Inilah cinta yang utuh. Dari teori dan ajaran menjadi tindakan kasih. Ada banyak orang yang merasakan cinta kasih Yesus saat itu. Bagaimana dengan kita sebagai murid-Nya?
Banyak orang sekarang pandai dan sangat indah dalam melantunkan cinta itu dari mulut manisnya. Tetapi ironis tindakannya terkadang begitu sadis. Tangannya sering terulur bukan untung menolong malah untuk mendorong pada kekecewaan dan penderitaan. Tidak jarang seorang suami yang telah berjanji manis di depan altar Tuhan, tetapi tangannya ringan untuk meninju istri.
Ke mana perginya cinta yang pernah ada? Manusia kurang merawat dengan menyirami, memupuk dan mengembangkannya. Cinta itu ibarat tanaman yang butuh dirawat, disirami, dipupuk dan dikembangkannya. Maka belajar dan timbalah terus pada sang guru cinta itu yakni Yesus.
Yesus adalah sumber cinta kasih yang tidak akan pernah mengering. Dari Yesus cinta sejati itu akan selalu mengalir di hatimu. Maka praktikkan cinta Yesus itu dan Anda akan mendapatkan kepenuhan cinta kasih itu dalam makna, sukacita dan kedamaian hidup anda. Salam dan selamat mencintai Tuhan dan sesamamu seperti diri sendiri. Buatlah indah dunia dan hidup ini dengan kasih Allahmu!
Amin.
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |