Berbagi Dengan Cinta, Tanpa Curiga

  27 Sep 2013, 09:42

Seorang murid bertanya pada gurunya: "Ibu Guru, apakah saya akan dihukum karena sesuatu yang tidak saya lakukan?" Spontan Ibu Guru menjawab: "Tentu tidak." Dengan kegirangan murid itu berseru: "Hore, ibu guru tidak akan menghukum aku karena tidak mengerjakan PR!"

Berbagi Dengan Cinta, Tanpa Curiga

Demikianlah lelucon yang saya terima dari teman chatting beberapa waktu lalu. Ternyata sang Ibu Guru terjebak oleh murid yang cerdik dan licik, yang pandai memelintir logika bak politisi hitam. Kenyataannya kita dapat bersalah karena tidak melakukan sesuatu.

Sementara banyak diantara kita berprinsip dengan: pokoknya saya tidak ikut campur! Tidak mau peduli apa yang terjadi diluar sana; yang penting tidak merugikan orang lain.

Bacaan injil akhir pekan mengisahkan tentang Lazarus yang miskin, hidup di emperan orang Kaya, makan dari sampah si Kaya. Si Kaya dalam kemewahannya, merasa cukup murah hati dengan membiarkan Lazarus berada di emperannya, tanpa gangguan namun juga tanpa bantuan. Dia bersikap buat apa campur tangan, toh bukan saya yang membuat dia miskin, saya sudah toleran membiarkan dia mengais sisa-sisa makanan dari istana saya. Lalu keduanya mati; Lasarus masuk surga, si Kaya masuk neraka.

Apa pesan perikop ini? Ada pesan serius yaitu kita harus berbagi pada sesama yang lemah dan miskin. Kalau itu kita lakukan, kita akan dekat dengan Tuhan dan menerima kebahagian kekal. Sebaliknya bila kita tidak melakukannya, kita akan terpisah dari Tuhan dan menderita di neraka. Masuk dalam penderitaan yang membuat nilai setetes air menjadi dambaan luar biasa.

Apakah kita juga berbuat seperti Saudagar Kaya itu.

Sejak beberapa tahun kita diajak untuk berbagi dengan si lemah miskin, bahkan kita bersama menyanyikan lagu "Mari berbagi" dengan semangat. Namun ternyata berbagi yang saya lakukan sering-sering masih sekedar "remah-remah yang jatuh dari piring saya". Sering kita membuat pembenaran untuk tidak membantu dengan alasan misalnya: "Dia tidak perlu dibantu, masih muda, masih kuat bekerja, pasti malas dia." atau "kan ada saudaranya, masak mereka tidak ada yang membantu?"

Memang masuk akal dan mengandung kebenaran, tetapi seberapakah keabsahan penghakiman kita untuk mengurangi atau membatalkan bantuan? Akhirnya yang menentukan adalah hati nurani, cinta-kasih dan kerelaan hati kita jualah yang berperan.

Dalam pertemuan SSP, Mgr. Leo pernah memberi illustrasi, kalau komisi PSE belum pernah tertipu, itu artinya kerjanya masih kurang. Dan kalau sudah tertipu jangan sampai menghukum mereka yang jujur. Mari berbagi dengan semangat cinta kasih, bukan semangat penyelidik atau hakim.

(Robby Purnomo)

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi