Kerendahan Hati
26 Sep 2010, 19:55
Penonton, apa itu penonton? Siapa mereka? Mereka yang disebut penonton adalah yang mengamati tontonan dengan sepenuh hati, kemudian merasa lebih menguasai dan lebih pandai dari pada pemain. Para pengamat cenderung menjadi sombong dan meninggikan diri. "Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan" (Luk 14: 11), demikian sabda Yesus.
Dalam hidup dibutuhkan kerendahan hati. Kerendahan hati merupakan keutamaan yang menjadi ciri pengikut Yesus. Untuk itu marilah kita berusaha sebaik mungkin bersikap rendah hati dalam hidup sehari-hari terlebih dalam mewartakan cinta kasih-Nya pada saudara, sahabat dan rekan kita. Rendah hati berarti siap sedia dan rela untuk ' diberi': diberitahu, diperintah, dituntun, dimarahi dan ditegur. Dengan kata lain siap sedia dilecehkan dan tidak mengeluh dalam menghadapi aneka tantangan, tugas, pekerjaan maupun perlakuan dari orang lain yang kurang enak atau tidak sesuai dengan selera kita sendiri. Bentuk kerendahan hati adalah tidak mengeluh.
Kerendahan hati pertama-tama adalah kejujuran. Kejujuran dalam arti mengakui diri. Siapa sebenarnya kita? Kita mengenal diri kita, baik kelebihan maupun kekurangan dengan penuh kebebasan menerimanya tanpa syarat sebagaiman Allah menerima kita. Banyak orang yang punya pengetahuan diri yang cukup, namun selalu berlaku tidak tahu diri, karena mereka tidak menerima diri mereka.
Menerima diri adalah suatu proses yang panjang dan membutuhkan kesabaran. Semoga kita diberi sikap sabar yang cukup untuk bertumbuh dalam kebenaran. Yesus menyampaikan sesuatu yang kontras dalam kehidupan manusia. Dengan ungkapan itu Yesus mengingatkan kita menerima akan kebahagiaan abadi di surga. Untuk mencapainya setiap orang harus selalu mengusahakan yang baik dan berkenan kepada Allah.
Memang yang baik itu tidak selalu mudah dilakukan apalagi bila berlawanan dengan tawaran dunia. Yang lebih menarik. Kita lihat berbagai iklan yang selalu menawarkan yang gampang dan menyenangkan, meski dalam kenyataan tidaklah semudah yang diiklankan itu.
Kita juga perlu melihat sikap hidup kita selama ini. Apalagi yang kita cari dengan segala susah payah? Kedudukan, kekayaan, popularitas atau.... Apa? Semua itu bersifat sementara dan akan selesai dengan kematian kita.
Yesus mengundang kita untuk membuka hati lebih atau tawaran-Nya. Undangan Yesus ini bukan hanya iklan tetapi Ia sungguh menyiapkan tempat bagi kita untuk bersatu dengan-Nya dalam keabadian. Inilah tujuan perjuangan kita di dunia ini. Marilah kita selalu berjuang memenuhi undangan Yesus itu. Semoga kita mampu untuk bercermin pada Yesus sendiri sumber hidup kita.
(Magda HK)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |