Berbahagialah!
Medyanto, O.Carm | 28 Jan 2017, 09:52
Beberapa ungkapan yang kerap kita dengar akhir-akhir ini. "Bahagia itu sederhana, bisa kumpul sama anak-anak di akhir pekan." Atau lainnya, "Bahagia itu ketika bisa memberi makan para gelandangan." Lain lagi berkata,"Syukuri setiap rejeki dari Allah yang diterima setiap hari, itulah bahagia." Sedangkan bagi orang lain, bahagia merasakan ketika lahirnya anak sebagai puncak kebahagiaan dalam hidup.
Di manakah Anda menaruh rasa bahagia atau sukacita? Di saat memberi ataukah menerima? Bahagia berarti tercukupinya kesejahteraan hidup bagi seseorang dalam relasinya dengan Allah dan Sabda-Nya, sejahtera baik rohani maupun jasmani. Setiap manusia terbatas, dan punya keterbatasan pribadi. Ia tidak dapat menjangkau segala-galanya yang diinginkan dalam hidup. Ia butuh pihak lain untuk menolongnya agar sejahtera hidupnya.
Bahagia menurut Tuhan adalah pribadi yang berani menyerahkan diri dan tergantung pada Dia Sang Penyelamat. Setiap pribadi dari dirinya sendiri tidak dapat memenuhi kebutuhan rohani sendiri, karena kelemahan pribadi yang menimbulkan rasa dukacita yang mendalam. Jiwa yang bahagia selalu merindukan kebenaran dalam sapaan Sabda Allah dan Roh Allah, punya rasa belas kasih terhadap sesama, jiwa yang selalu dibebaskan dari dosa, dan dengan bertindak lemah lembut menjaga suasana rukun dan damai.
Sabda Bahagia adalah pembukaan pewartaan Kerajaan Allah. Tuhan mengajak kita sejak awal kehidupan untuk merasakan dan mengalami bahagia. Janganlah sukacita kita dalam Tuhan menjadi hilang, karena diambil oleh orang lain atau peristwa yang tidak menyenangkan. Berbahagialah Anda bersama orang-orang yang dicintai.
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |