Yesus Cahaya Baru Dalam Kebutaan
1 Nov 2012, 10:44
Problematik yang tak kunjung ada solusinya: soal keluarga, pekerjaan, relasi cinta, pen-didikan anak, kesehatan, dan lain sebagainya tidak jarang membuat kita tertutup, dan putus asa dan tidak lagi mampu melihat masa depan. Apalagi jika di sisi lain orang yang berusaha sedikit mengalami keberhasilan yang besar. Inilah kurang lebih yang tergambar dalam injil hari ini. Orang banyak, ramai, berbondong-bondong, aktif, giat, penuh harapan dan semangat ingin menggapai sesuatu, sementara Bartimeus pengemis, buta, duduk, sendiri mau menggambarkan kondisi ketidakberdayaan, keputusasaan dan tertutupnya melihat masa depan. Tentu kerinduan Bartimeus mengalami kesembuhan dan perubahan kondisi.
Mungkinkah keluar dari keputusasaan?
Bartimeus mewakili kerinduan orang Israel yang menantikan MESIAS, dari keturunan Daud, yang penuh kasih. Ini semua terungkap dari seruannya, "Yesus anak Daud, Kasihanilah aku." Seruan ini adalah seruan iman yang mewakili kerinduan umat Israel. Apakah ke-rinduan ini segera mendapatkan jawabannya? Ternyata tidak semulus yang dipikirkan. Orang banyak melarangnya. Namun Bartimeus tidak mundur sedikitpun malahan semakin keras ia berseru, "Anak Daud Kasihanilah aku."Teriakan Bartimeus ternyata di tengah ramainya suara orang banyak menarik perhatian dan mampu didengarkan Yesus dan menggerakkan hati-Nya.Yesus tidak langsung menyembuhkannya, tetapi melalui proses dan melibatkan orang lain dan pribadi yang mengalami keputusasaan. Peranan orang banyak adalah me-manggil, meneguhkan, memberikan harapan dan mengantar pada Yesus. Motivasi yang besar Bartimesus berperanan penting dalam proses kesembuhannya. Pertama-tama ia menanggalkan jubahnya. Jubah adalah tanda yang menjadikan dirinya dikenal sebagai pengemis. Jubah itu kini ditanggalkan, ditinggalkannya.Ia tidak mau lagi mengenakan identitas sebagai pengemis. Ia mau keluar dari jati diri lamanya dan dari persoalan hidupnya.
Komunikasi Yesus dengan Bartimeus: Yesus juga mengajak komunikasi tentang kebutuhan yang paling mendasar. Komunikasi adalah cara mengungkapkan kerinduan dan kebutuhan dasar seseorang, dan Bartimeus mengungkapkan dengan penuh kejujuran, kerinduan hatinya. Bartimeus akhirnya disembuhkan, tidak buta lagi, dan kini dapat melihat masa depannya dengan baik. Maka reaksinya setelah mengalami kesem-buhan adalah ia bergabung bersama dengan orang banyak dan mengikuti Yesus dalam pelayanannya.
Persoalan tidak seharusnya mem-buat kita putus asa, kita harus memiliki motivasi untuk keluar dari persoalan. Mengapa? Karena Tuhan menjadi jalan keluar kita. Hanya sajaTuhan seringkali menggunakan pro-ses bukan instan, seperti Yesus menyembuhkan Bartimeus melalui proses dan melibatkan orang lain. Cara Instan bukan cara kristiani.
(Rm. Heri O.Carm)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |