Tidak Seorang Pun Ingin Menderita

  19 Aug 2011, 06:48

Di dunia ini, tidak seorang pun yang ingin menderita. Semua orang ingin hidup bahagia, damai dan menikmati sukacita. Hanya orang "gila" yang mendamba penderitaan.

Banyak orang rela dan berani menderitaWalau secara naluriah orang ingin bahagia, tetapi fakta menunjukkan bahwa penderitaan seringkali tidak dapat dihindari. Dan dalam rangka mewujudkan kebahagiaan dalam hidupnya bisa saja orang berani mengambil risiko bersusah-susah dan menderita. Penderitaan bukan tujuan, tetapi risiko yang harus dihadapi ketika orang ingin hidup bahagia. Dalam bacaan Kitab Suci hari ini kita mendengarkan nasehat dan pengajaran tokoh-tokoh yang berani mengambil risiko demi sebuah visi hidup seperti Yeremia, Santo Paulus dan Yesus.

Berani mengambil risiko dalam hidup:

  • Yeremia adalah nabi yang terus menerus mewartakan kehendak Allah,walau ia harus diolok-olok dan dihina. Kadang ia ingin berhenti tetapi nurani yang telah tertambat pada Allah tidak mampu menghindar dan lari dari kehendak Allah. Meninggalkan kehendak Allah justru mendatangkan kegelisahan dan penderitaan tersendiri dalam hidupnya.
  • Santo Paulus mengingatkan umat Roma, sebagai orang-orang yang telah dicerahkan, dicerdaskan dan dikuduskan oleh ajaran Kristus. Ajaran Kristus bukan soal status tetapi lebih sebagai sebuah komitmen untuk hidup sesuai dengan pesan firman yang mereka terima. Ibadat yang sejati bukan hanya di seputar ritus doa tetapi berbuah dalam perilaku dan seluruh kehidupan.
  • Yesus dalam Injil menegaskan bahwa orang yang mau mengikuti diri-Nya: harus menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Dia. Itulah syarat utama dalam mengikuti seluruh ajaran Yesus.
Enggan mengambil risiko HidupNamun terkadang kita seperti Petrus yang menolak, menghindar atau berbuat apa saja demi menghindari penderitaan. Memang penderitaan tidak kita cari, tetapi jika karena sebuah prinsip hidup dan kebenaran harus menderita ini adalah risiko.

  • Yeremia adalah nabi yang terus menerus mewartakan kehendak Allah,walau ia harus diolok-olok dan dihina. Kadang ia ingin berhenti tetapi nurani yang telah tertambat pada Allah tidak mampu menghindar dan lari dari kehendak Allah. Meninggalkan kehendak Allah justru mendatangkan kegelisahan dan penderitaan tersendiri dalam hidupnya.
  • Santo Paulus mengingatkan umat Roma, sebagai orang-orang yang telah dicerahkan, dicerdaskan dan dikuduskan oleh ajaran Kristus. Ajaran Kristus bukan soal status tetapi lebih sebagai sebuah komitmen untuk hidup sesuai dengan pesan firman yang mereka terima. Ibadat yang sejati bukan hanya di seputar ritus doa tetapi berbuah dalam perilaku dan seluruh kehidupan.
  • Yesus dalam Injil menegaskan bahwa orang yang mau mengikuti diri-Nya: harus menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Dia. Itulah syarat utama dalam mengikuti seluruh ajaran Yesus.

Orang yang menghindari resiko atas perbuatannya adalah orang yang menutup masa depannya sendiri. Yesus bahkan lebih tegas lagi barang siapa ingin memperoleh nyawanya ia akan kehilangan nyawanya.

Penderitaan bagian Integral Hidup Manusia: Ajakan Yesus untuk menyangkal diri dan memikul salib sebagai syarat mengikuti diri-Nya: bukan berarti Yesus mencintai penderitaan. Tetapi Yesus mengajak kita untuk memaknai hidup ini walau kadang harus ada penderitaan di dalamnya. Mengapa? Karena penderitaan adalah bagian integral hidup manusia. Ambil contoh: kalau seorang pelajar ingin memiliki nilai bagus, maka ia harus rela menyangkal diri dan duduk belajar, walau di telivisi ada acara baik. Kalau pasangan suami istri ingin mengalami kesejahteraan dalam keluarga; mereka harus berani menyangkal diri dan mengatakan "tidak" terhadap godaan yang datang dari mantan pacar atau kenalan lama yang ingin diperlakukan khusus.

Salib adalah bagian integral dari kehidupan manusia. Hanya orang yang berani memikul salib yang layak mendapatkan karya kebangkitan. Hanya mereka yang berani mengambil resiko yang berhak menatap masa depan. Senada dengan ungkapan pribahasa: berakit-rakit ke hulu berenang-rengan ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.

Semoga kita mampu memaknai hidup kita walau kadang harus menderita.

(Romo Heri O.Carm)

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi