Doa sebagai Sarana Komunikasi Kesatuan dengan Bapa

 Mia Andriani  |     27 May 2017, 17:44

BERDOA. Sejak kapan kita mendengar kata itu? Mungkin sebagian besar dari kita sejak kecil sudah diajarkan orang tua untuk berdoa. Apa yang kita lakukan sewaktu berdoa? Apakah hanya membuka buku doa, membaca lembaran devosi, mengucapkan doa rosario, novena, meminta permohonan untuk dikabulkan, lalu selesai? Jika hanya itu pemahaman doa, berarti kita belum memahami tentang makna doa. Doa bukan hanya sekadar itu, doa adalah komunikasi dua arah dengan Allah. Suatu hubungan yang hidup dan pribadi dengan Allah yang hidup dan benar dalam persatuan kasih-Nya. Dalam Injil hari ini Yesus berkomunikasi dengan Bapa-Nya dalam doa. Yesus berdoa agar murid-murid-Nya termasuk kita semua bersatu dalam persatuan bersama Bapa dan Putra. Hidup dalam persatuan dengan firman yang disampaikan dan juga persatuan dengan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan seperti yang Yesus lakukan bersama Bapa.

Paus Fransiskus dalam pesannya pada Hari Komunikasi Sedunia juga mengajak kita untuk memotivasi siapapun agar senantiasa secara konstruktif dalam menyikapi cara-cara komunikasi yang mengesampingkan segala prasangka terhadap orang lain dan mendorong terciptanya adab perjumpaan. Hal ini akan membantu kita memandang dunia di sekitar apa adanya dan penuh kepercayaan. Bapa Paus juga mengimbau semua orang agar memberi kepada manusia dewasa ini inti cerita yang pada hakekatnya adalah 'kabar baik' yaitu Yesus sendiri.

Yesus sendiri adalah wujud kasih Bapa yang mau hidup di dalam para murid-Nya. Kita semua dipanggil untuk menanggapi kasih Tuhan itu dengan hidup dalam persatuan kasih-Nya. Hal ini hanya bisa dipahami jika kita mau membuka diri dalam kesatuan kasih Bapa dan Putra.

Mari kita bertekun dalam doa dan hidup dalam persatuan kasih agar kita sadar bahwa kita membutuhkan persatuan kasih itu dalam hidup beriman kita. Tuhan memberkati.

Lihat Juga:

• Warta Minggu Digital (PDF)

Renungan (WM) Lainnya...  Kembali