Kebenaran! Versi Siapa?
24 May 2013, 10:37
Sebuah spanduk yang terpampang di gerbang markas besar parpol berbunyi "Selamat datang KPK silahkan periksa dengan akhlak mulia". Spanduk tersebut bisa dibaca setiap orang yang lalu lalang. Kata orang Jawa, biyuh-biyuh-biyuh! ccckkkk! ccckkk! Kata orang Betawi bu-syeet, dah! Kalau dalam bahasa gaul, lebay!
Nah, inilah suasana dunia kita hari ini, di mana masalah kebenaransekarang ini menjadi tontonan yang mengasyikkan. Semua berbicara tentang kebenaran dengan versi masing-masing, dan tak malu-malu di depan kamera TV yang ditonton oleh jutaan pasang mata. Meski kebenaran yang dikemukakan begitu terang dan gamblang adalah kebenaran semu. Kebenaran disemukan terlebih dalam pandangan duniawi yang menyangkut kasus-kasus korupsi.
Kebenaran versi masing-masing dipertontonkan a.l. koruptor terlihat melambai-lambaikan tangan bak bintang film terkenal habis terima Award. Di dampingi pengacara yang mencoba mengimajinasikan bahwa kliennya seolah dewa-dewi yang tidak berdosa. Salah-benar hilang batas. Pendek kata benere dhewe, benarnya sendiri, tak peduli bahwa itu bener kang ora pener, benar yang ya, memang tidak benar. Orang Jawa bilang bener yang sejati itu bermuara kepada Tuhan. Dan rasanya meski nama Tuhan selalu dijadikan deking atau berupa slogan agamis perjuangan sebuah partai. Logika kita kini makin menyatakan bahwa nama Tuhan memang sedang dipermainkan. Padahal, mempermainkan Tuhan bisa berarti melecehkan kemanusiaan.
Kebenaran hanya patuh dan tunduk kepada nilai, moral, logika dan unsur pendukung lainnya yang realistis dan fakta yang obyektif. Kebenaran selalu menjerit dan meronta setiap ditekan oleh kepentingan yang mengingkari dirinya. Baik melalui hukum yang seolah adil tetapi sesat maupun rekayasa atas perkara data dan fakta. Kebenaran juga selalu meneruskan jalannya sendiri untuk membuktikan eksistensinya yang sejati.
Menyangkut kebenaran, umat beriman seperti umat Kristiani dapat terlihat ketika menyongsong Pantekosta. Ketika Roh Kebenaran itu datang, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran (Yoh 16: 12-15). Kita, semua pasti mengalami dengan pe-ngalaman masing-masing ketika menjalani kehidupan. Ketika sesuatu yang mustahil bisa kita kerjakan, ketika kita bertemu dengan penghalang yang tak mungkin bisa roboh. Ee, ternyata selain bisa dirobohkan juga berhasil melampauinya dengan sebuah sukses. Roh Kudus datang dengan bentuknya yang macam-macam, dari yang paling sederhana maupun canggih. Seperti penulis contohnya, mendekati umur 70 tahun dengan kondisi "lelah" dan kendala kesehatan, namun tetap dikaruniai imajinasi untuk menulis. Ini berarti Roh Kudus bekerja. Terima kasih Tuhan!
Nah, disinilah kesimpulan bahwa berbicara mengenai kebenaran, bisa dari berbagai versi. Meski kebenaran "diperkosa" dalam berbagai gaya, kebenaran sejatilah yang nantinya akan menampakkan diri..
(Ign.Sunito)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |