Genggammu Penjaramu?

  24 Feb 2012, 22:48

Sebuah artikel Kompas Minggu edisi 19 Febr. 2012 (seminggu lalu) mengutip keluhan tentang para politisi. "Kalau tujuannya saja tidak tahu, buat apa dimotivasi," keluh Rani Badri, fasilitator kursus public speaking. Pasalnya, sejumlah politisi yang ikut kursus itu ingin jadi bupati dan sebagainya, dengan motif memiliki kekuasaan. Tetapi sayang, mereka tidak tahu apa tujuan mereka menggenggam kekuasaan.

Dalam pikiran mereka, memiliki kekuasaan pasti membuat mereka terkenal, terhormat, kaya dan bahkan lebih kaya di depan banyak orang.

Kita orang katolik perlu meresapi pesan dibalik ungkapan Rani. Setiap manusia normal mempunyai mimpi dan keinginan untuk "menggenggam"... entah kekuasaan, kehormatan, popularitas atau kekayaan, sekecil apapun. Tidak sedikit dari kita telah berhasil menggapainya.

Namun, ada bahaya! Mimpi-mimpi dan semua yang berhasil digenggam justru bisa berbalik memenjarakan manusia. Ini terjadi karena orang tidak mampu dan bahkan tidak mau merenung untuk apa semua itu?

Simaklah Surat Petrus, bacaan hari ini (1 Petr 3: 18-22). Petrus berkata bahwa Yesus, di dalam Roh, pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara.

Baca pula Injil Markus hari ini (Mark 1: 12-15). Yesus bertapa, berdoa dan merenung di padang gurun selama 40 hari. Dan setelah itu Ia muncul di Galilea dan berseru: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil".

Pesan bacaan-bacaan ini: Rajin-rajinlah berdoa. Renungkanlah Sabda Tuhan selalu. Maka engkau terbebas dari penjaramu dan dari genggaman keduniaan yang membabi buta.

(Leo Jegho)

Lihat Juga:

• Warta Minggu Digital (PDF)

Renungan (WM) Lainnya...  Kembali