Renungan
Robert P | 25 Jan 2014, 14:55
"Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." (Mat 4:19)
Saat ngobrol temanku mengatakan hidup tidak perlu repot, biarkan mengalir saja, ikuti, nikmati, dan hayati saja, semua sudah ada jalannya. Saya cuma senyum pada pendapat yang nadanya bijak itu, karena walau saya tidak sepenuhnya setuju, saya enggan berbantah. Ada nada-nada putus asa terbersit dalam pendapatnya. Kami berdua diam dalam lamunan masing-masing.
Waktu itu saya ingat kata-kata Anis Baswedan dalam sebuah talk-show di TV sebagai berikut: ・..... penyelewengan, penyimpangan, korupsi merajalela, bukan semata-mata karena orang jahat jumlahnya banyak, tetapi karena orang baik memilih diam dan mendiamkan. Saya tidak mau diam dan mendiamkan....."
Dalam masa sekarang memang kebaikan seperti tergulung oleh lawannya. Rasanya tidak ada orang baik lagi. Sementara kekuasaan jahat dan ketidak adilan makin dirasakan merajalela. Mari bertindak; rebut kembali kebenaran dan keadilan untuk menjadi panglima dalam hidup kita.
Perikop Injil Matius dalam bacaan akhir pekan ini menceritakan bahwa ketika mendengar bahwa Yohanes Pembaptis ditangkap Yesus menyingkir ke Galilea.
Tetapi waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea. Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang."
Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" (Mat 4:121-17)
Penyikiran Yesus bukan pelarian, bukan menyerah, Dia tetap berjuang. Dia tidak lupa atau minggir dari cita-cita panggilanNya. Ia tetap mengajar, mengajak orang-orang untuk bertobat.
Yesus merancang strategi untuk menjalankan tugasNya. Dia mengajak Petrus dan Andreas untuk menjadi penjala manusia.
Yang dipanggil Yesus bukan orang yang tidak punya pekerjaan. Bukan orang yang menganggur, tetapi Petrus dan Andreas adalah orang yang sudah punya profesi sebagai nelayan. Dalam kesibukannya itu mereka diajak Yesus penjala manusia.
Kita semua telah menjawab panggilan Yesus dengan tekad mau mengikuti-Nya.
Namun sering kita masih tergoda untuk menyingkir dari tugas panggilan Kristus itu. Kita bersembunyi pada kesibukan kita. Kita takut tampil sebagai pengikut Kristus, akhirnya kita diam dan membiarkan, sementara banyak bidang yang bisa kita garami. Banyak ketidak beresan yang cuma kita sesalkan tanpa tindakan.
Apakah cuma segini nilai kita sebagai pengikut Kristus?
Ayo bangkit dan bergeraklah, ikut Yesus menjala manusia.
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |