Mengandalkan Penyelenggaraan Allah

 Paul Heru Wibowo  |     25 Jun 2017, 04:34

Baru-baru ini Keuskupan Agung Jakarta merayakan kehadiran Gereja Katolik di Batavia ke-210 tahun. Tentu saja peristiwa bersejarah ini perlu disyukuri dengan hati gembira oleh seluruh umat. Kehadiran Gereja Katolik di Batavia merupakan Rahmat yang tidak hanya diperuntukkan bagi pekabaran Injil dalam masyarakat Batavia, tetapi juga ditujukan pula bagi terciptanya kondisi masyarakat tanah jajahan Hindia Belanda yang lebih manusiawi. Maka kita pun berhutang banyak pada sejumlah misionaris, para pastor, suster, dan bruder, yang telah menyemai benih yang sangat baik tatkala mereka menginjakan kaki di Pelabuhan Sunda Kelapa.

Mengandalkan Penyelenggaraan Allah

Dengan semangat yang bernyala-nyala, para misionaris itu datang dari wilayah-wilayah yang jauh. Demi Injil Kristus yang harus diwartakan, mereka meninggalkan kenyamanan, karier, gengsi, dan orang-orang yang mereka cintai. Mereka berlayar, digelung dan dihempaskan ombak serta badai selama berbulan-bulan di tengah samudera nan misterius. Tidak jarang karena perjalanan yang sangat melelahkan itu, beberapa di antara mereka terlanjur menghembuskan nafas sebelum jangkar diturunkan. Namun, komitmen mereka sama sekali tidak surut kendati mereka begitu mahfum bahwa kedatangan mereka di tempat yang baru tidak selalu disambut dengan sorak-sorai Palma. Mereka begitu mahfum bahwa mengabarkan Injil di tanah-tanah yang tidak diketahui (terraincognata) begitu dekat dengan mahkota kemartiran.

Namun, lihatlah! Mereka sama sekali tidak pernah merasa khawatir akan situasi masyarakat yang sedang dihadapi, medan pelayanan yang mereka susuri, cuaca yang menaungi mereka, atau bahaya yang selalu mengintai di samping mereka. Mereka telah menjadi militan dan menjadikan sikap optimis sebagai sarana untuk menyebarkan warta Kerajaan Allah. Mereka telah mencukupkan diri mereka di dalam Kristus.

Sikap yang dijalankan oleh para misionaris itu, menurut saya, sesuai dengan pesan Injil yang hendak diwartakan pada hari ini. Mereka telah menyerahkan segala kekhawatiran dalam Penyelenggaraan Ilahi. Mereka percaya bahwa Tuhan selalu memberkati dan menyertai mereka.

Dalam situasi yang berbeda dengan apa yang dialami oleh para misionaris, kita pun juga dituntut untuk bersikap terbuka terhadap janji-janji Allah. Di dalam Allah segala kekhawatiran manusia ditaklukkan! Kendati situasi sosial dan politik tampak memanas dan meresahkan, kita diminta untuk tetap bersabar, berkepala dingin, bijaksana, taat, dan percaya pada kehendak Allah. Hendaknya, dengan demikian, warta sukacita tentang kebaikan Allah pun dapat terpancar dari dalam diri kita. Amin.

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi