Yesus Tidak Mencari Diri Sendiri Dalam Kasih

  26 Mar 2012, 04:46

Injil Yohannes 12: 20-33, berkisah bagaimana Yesus diurapi di Betania dan bagaimana Yesus memberitakan kematian-Nya.

Mencermati seluruh ayat dalam bab tersebut, banyak dijumpai kesulitan dalam menangkap makna tanda dan simbol-simbol yang tersimpul di dalamnya. Tidak perlu sok tahu, atau pura pura tahu, kalau memang tidak tahu. Mengapa hal ini ditegaskan?

Kadang ada segelintir orang merasa tahu, isi kitab. Dengan meyakinkan berucap-ucap tentang isi kitab. Namun bila dicermati ternyata tak lebih tak kurang sekedar mengulang kata persis seperti apa yang ada dalam dalam ayat. Kasihan. Maka: Ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan!!

Membaca, merenung, mencari dan meresapi apa yang tersirat di balik yang tersurat dalam ayat perlu syarat. Memang ada ayat yang dapat dibayangkan secara visual (ayat 20 s/d 22). Ayat selanjutnya (23 s/d33) perlu pemikiran dalam. Ini bukan hal yang mudah. Ditegaskan berulangkali: hampir keseluruhan apa yang tertulis dalam kitab, penuh tanda dan simbol. Diperlukan pemenuhan persyaratan kepekaan terhadap tanda, simbol atau lambang-lambang agar manusia dapat merasakan pengalaman religius.

Dengan kata lain Injil baru bisa diresapi sepenuhnya oleh orang orang yang peka terhadap simbol-simbol. Ini hanya bisa diperoleh dengan belajar. Belajar mengasah kepekaan. Kepekaan yang pada dasarnya tiap manusia punya. Tinggal bagaimana menumbuhkembangkan dengan benar, didasari iman kepercayaan Kristiani yang telah lebih dahulu ada.

Satu hal memudahkan dalam perenungan ini, bahwa apa yang dikisahkan dalam Injil Yohannes telah terjadi lewat 2000 tahun lalu. Berulangkali dibacakan dalam misa seluruh injil tentang proses dan kisah sengsara dan kebangkitanNya yang dituangkan dalam tatanan liturgi gereja yang bernilai wajib bagai umat Katolik mengikutinya.

Umat layak menangkap esensi keseluruhan semangat pengorbanan Yesus. Untuk apa Yesus bersedia mati di kayu salib. Meskipun dalam Injil Yohannes tersirat seolah keseluruhan isi hanya merupakan "pemberitahuan dini" tentang bagaimana caranya la akan mati. Namun kita yang hidup saat ini pasti telah pernah mendengar, memahami seluruh contoh hidup, pengorbanan diri dengan kematian dan kebangkitan-Nya demi kasih-Nya terhadap manusia dalam mengemban pe-rintah Bapa di surga.

Memang dalam perjalanan menuju kematian-Nya dengan rela, la sempat berkata: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan sepertiyang Engkau kehendaki" (Mat 26: 39) Ini bukan manifestasi ingkar. Yesus tetap patuh melaksanakan perintah Bapa.

Garis perjalanan hidup Yesus, bu-kan lagi sekedar berujung pemberita-huan dini. Ada esensi lebih tinggi yang layak dan pantas kita teladani: la tak mencari diri sendiri dalam menjalankan perintah Bapa. Kasih Yesus kepada manusia, dan setianya kepada Bapa membuka pintu surga, yang tertutup dosa manusia. Mari kita camkan: Barang siapa mencari diri sendiri dalam kasih, maka ia mengingkari kasih itu.

Siapa menyadari?

(Suwanto Soewandi - St Benedictus)

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi