Be Yourself

  27 Jun 2012, 00:59

Beberapa waktu lalu sobatku memberikan pelatihan eksekutif mengenai nilai-nilai dan etika. Semua peserta serius, datang tepat waktu. Maklum pelatihan ini adalah salah satu syarat kenaikan pangkat..he..he...

Untuk mencairkan suasana dingin, sobatku memakai syair lagu My Hair dari Lady Gaga sebagai bahan diskusi. Sebenarnya penyelenggara was-was, takut diprotes peserta. Sobatku 'ngotot' dengan alasan bahwa para eksekutif memimpin banyak orang muda mengingat perusahaan sedang berkembang. Bagaimana bisa memimpin anak muda bila asing dengan budayanya? / Bilamana saya berpakaian keren, orang tuaku membangun pertengkaran (uh huh, uh huh). / Dan bila saya menjadi orang terkenal, mom menggunting rambutku di malam hari (uh huh, uh huh). / Di pagi hari, saya kehilangan identitasku (uh huh, uh huh). / Saya berteriak kepada mom dan dad mengapa saya tidak bisa menjadi diriku sendiri? (uh huh, uh huh) / Jadi diriku / Saya hanya ingin menjadi diriku dan saya ingin kamu untuk mencintai saya, karena saya menjadi diriku. / Saya hanya ingin menjadi diriku dan saya ingin kamu tahu, saya adalah seperti rambut...meskipun dicat bermacam-macam warna akan tumbuh seperti warna aslinya. Begitu kira-kira terjemahan liriknya.

Yohanes perlu tinggal dipadang gurun agar makin kuat rohnya. Yohanes benar-benar menempa dirinya dengan mati raga menemukan dirinya sendiri sebagai persiapan menjadi utusan Tuhan. Baru pada harinya Yohanes menampakkan dirinya mempertobatkan dan membaptis banyak orang dalam rangka menyambut Kristus.

Dalam dunia pendidikan,gambaran roh yang muncul sebagai perilaku diberinama karakter. Seseorang yang suka menolong secara konsisten kepada siapapun dikatakan mempunyai karakter welas asih (compassion). Banyak karaktersebagai buah Roh seperti kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri. Bila orang memegang teguh karakter-karakter yang telah dipilih dan mempraktekkan dalam kehidupannya, dikatakan orang tersebut berhasil mempunyai jati diri. Dia tidak terombang-ambing akibat pengaruh eksternal misal masyarakat, orang tua, teman, atau godaan life style miring.

Pesta kelahiran Yohanes mengingatkan bagaimana dia begitu teguh memegang iman yang benar dan berani memberi peringatan dengan taruhan nyawa kepada Herodes karena menikahi isteri saudaranya. Nah...menjadi orang beridentitas memerlukan persiapan total dan militan. Zakaria, sang ayah, mempersiapkan sejak masih kecil agar roh Yohanes menjadi kuat. Jauh dari budaya instan. No pain no gain.

Sekarang ini di masyarakat mulai tumbuh kesadaran perlunya mempunyai jati diri seperti Yohanes agar kokoh terhadap guncangan perubahan super cepat. Tantangannya adalah berkatekese ramah terhadap anak muda Generasi Y (lahir setelah th 80) perlu evangelisasi yang cocok dengan budaya mereka.

Apakah aku mau terlibat menyiapkan orang muda katolik sebagai Yohanes-Yohanes baru? Semoga.

(JA Gianto)

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi