Supaya Kamu Saling Mengasihi
24 Apr 2016, 01:30
Dalam perikop Injil Yohanes yang dibacakan pada Sabtu dan Minggu akhir pekan ini, Yesus memberikan perintah baru. Perintah yang sebenarnya sudah kita kenal, namun belum sepenuhnya kita jalankan. Sederhana bunyinya, "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi". (Yoh 13:34).
Menghasihi adalah menerima apa adanya, membantu dan melayani. Menerima kebaikan dan kekurangan,termasuk mengampuni dan minta maaf.
Penghalang yang sering tidak kita sadari adalah mengambil kesimpulan sepihak. Berprasangka buruk. Kalau terus kita bantu, nanti jadi malas. Akibatnya kita bukan melayani, tetapi mengatur, aku bantu, tetapi kamu harus begini atau begitu.
Namun tidak jarang kesimpulan atau penilaian kita salah. Kita anggap diri kita sudah tahu kebenaran jadi boleh berbuat sesuai dengan apa yang kita pikirkan.
Berikut adalah sebuah cerita yang saya terima dari WA saya: "Istri saya sudah tuli," keluh seorang suami kepada dokter. "Saya harus bicara berkali-kali padanya, barulah ia mengerti." Sang dokter berkata, "Bicaralah dari jarak sepuluh meter. Jika tak ada respons, coba dari jarak lima meter, lalu dari jarak satu meter. Nanti kita akan tahu tingkat ketuliannya." Si suami mencobanya. Dari jarak sepuluh meter, ia bertanya pada istrinya, "Kamu masak apa?" Tak terdengar jawaban. Ia mencoba dari jarak lima meter, bahkan satu meter, tetap saja tak ada respon. Akhirnya ia bicara di dekat telinga istrinya, "Masak apa kamu?" Si istri menjawab: "Sudah 4 kali aku bilang:sayur asam!" Rupanya, sang suamilah yang tuli.
Mengasihi pertama-tama adalah menerima, menerima dan mengenal dengan baik. Sering kita merasa mengenal, tetapi pengenalan kita mungkin salah.
Untuk itu perlu keterbukaan, kedekatan dan keakraban. Saling berbuka diri, saling menerima dan saling melayani.Menerima kelebihan dan kekurangan yang ada pada mereka yang kita kasihi. Ini tidak mudah, perlu pengorbanan, dan kerendahan hati. Sebagaimana Yesus merendahkan dan menyerahkan diri-Nya, berkorban bagi penebusan dosa kita. Juga Allah Bapa merelakan Putera-Nya sendiri, demi pulihnya hubungan-Nya dengan manusia.
Marilah kita dalam tahun Kerahiman Allah ini mulai membuka mata dan hati kita untuk sungguh mau mengasihi sesama. Kita mulai dengan keluarga dekat kita. Perbaiki retak-retak sakit hati yang ada, dengan sapaan tulus, minta maaf atau mengampuni. Silang sengketa tidak mungkin selalu dihindari, tetapi jangan sampai menghilangkan kasih yang ada. Kita boleh berbantah untuk mencari kebenaran, tapi tidak untuk membenarkan diri. Bila perlu mengalah, mau mundur daripada kehilangan tali kasih yang lebih berharga.
Tiap kali berdoa Bapa Kami kita minta ampun atas kesalahan kami dan berjanji untuk mengampuni juga mereka yang bersalah pada kami. Buktikan itu, jangan cuma janji.
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |