Naik Gunung

  21 Feb 2013, 23:36

Ketika masih frater, saya dengan beberapa teman sering naik gunung pada malam hari. Gunung selalu memberi kegembiraan yang sulit dilukiskan. Ketika mendaki, ada keringat yang selalu mengucur.

Naik Gunung

Ada hasrat untuk selalu menggapai puncak. Dan ketika di puncak, ada desiran angin yang menembus kulit. Ada bunyi dedaunan yang teduh ditelinga. Ada hening yang menebar damai. Dan ada syukur pada Tuhan yang membuncah dari kedalaman hati.

Dalam Injil hari ini, Yesus membawa tiga orang murid-Nya naik ke sebuah gunung untuk berdoa. Dalam Kitab Suci, gunung merupakan tempat perjumpaan dengan Tuhan. Di gunung Sinai, Musa diliputi kemuliaan Tuhan (Kel 24: 16). Di gunung Horeb, Elia mendengar suara Tuhan yang didahului angin sepoi-sepoi basa (1 Raj 19: 12). Di atas gunung, Yesus berdoa, mendengarkan suara Bapa-Nya.

Ketika sedang berdoa, Yesus berubah rupa menjadi putih berkilau-kilauan. Putih berkilau-kilauan mau menggambarkan sesuatu yang ilahi sedang terjadi. Dalam suasana keilahian itu, datanglah tokoh-tokoh ilahi, yaitu Musa dan Elia. Untuk apa mereka datang? Untuk berbicara dengan Yesus tentang tujuan kepergian-Nya ke Jerusalem. Di Jerusalem Yesus akan menderita sengsara, disalibkan. Kedua tokoh ilahi itu datang hendak menegaskan kepada Yesus bahwa jalan penderitaan itu dikehendaki Allah.

Musa dan Elia telah mengalami banyak penderitaan demi iman dan demi umat. Maka sangat tepatlah mereka memberi kesaksian kepada Yesus tentang hal itu.

Melihat kemuliaan Yesus itu, Petrus mengusulkan untuk mendirikan tiga kemah. Dia ingin melihat kemuliaan itu terus-menerus. Akan tetapi, sesuatu yang mengejutkan terjadi lagi. Suara dari langit terdengar, "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia." Allah memperdengarkan suara-Nya. Kepada mereka hendak ditegaskan identitas Yesus yang sebenarnya, bahwa Yesus itu sungguh Anak Allah.

Masa Prapaskah ialah masa "naik gunung". Gunung apa? Gunung doa!

Yesus mendaki gunung untuk berdoa. Melalui masa pertobatan ini, Gereja mengundang semua umatnya untuk berefleksi: sejauh mana kedalaman hidup doaku? Sejauh mana usahaku untuk "naik ke gunung doa"? Apa isi doa-doaku? Litani permohonan dan keluhan kepada Tuhan? Kita diundang untuk "mendaki", masuk ke dalam hidup doa yang lebih dalam.

Doa yang lebih dalam ialah mendengarkan Tuhan. Musa, Elia, Yesus berdoa di gunung untuk mendengarkan Tuhan. Doa yang lebih dalam itu bukanlah menyampaikan litani permohonan, melainkan mendengarkan Tuhan. Melalui apa kita harus mendengarkan Tuhan? Melalui Sabda-Nya.

"Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia!" Firman ini kiranya senantiasa bergaung dalam hati kita. Hidup doa kita akan semakin mendalam apabila kita memberi waktu sejenak untuk mendengarkan Sabda Tuhan setiap hari!

(Lamtarida Simbolon, O.Carm)

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi