Apakah Yesus 'Peragu'?

  22 Jun 2013, 13:43

Berawal dari dialog pendek antara Yesus dan para murid-Nya yang menanyakan ikhwal diri- Nya. Beragam jawaban disampaikan. Yang mengherankan, jawaban para murid justru dilarang disampaikan kepada siapapun. Bila pembacaan hanya sampai pada kalimat itu (ay.21) dan kesimpulan 'sementara' muncul, pasti akan timbul pertanyaan berikut: Apakah Yesus membenarkan atau menyalahkan jawaban para murid? Mengapa Yesus melarang? Adakah sesuatu yang disembunyikan? Apakah Yesus ragu?

Kesimpulan 'sementara' dengan tanda kutip memang harus pakai tanda kutip. Mengapa? Membaca Injil tidak mungkin bahkan tidak boleh sepenggal-sepanggal. lbarat sebuah pledoi kadang dilengkapi dengan juncto junctis, yang mengacu pada bab dan ayat lain dari Injil yang lain. Pembaca Injil - bukan yang mengaku Katolik saja - wajib mencermati isi keseluruhan juncto yang disebutkan. Dengan kesementaraan seperti itu, rasanya wajar. Namun setelah mem­baca keseluruhan isi dan merenungkan dalam-dalam ada sesuatu yang layak dan pantas disimak, terutama pertanyaan Yesus dan jawaban Petrus.

Seharusnya kekatolikan seseorang yang sudah 'menahun' akan menyadarkan dirinya bahwa pertanyaan itu sesungguhnya diajukan kepada kita semua umat kristiani. Jawaban Petrus menjadi intisari jawaban kita dengan segala risiko dan konsekuensinya. Risiko dan konsekuensi itu terangkum dalam seluruh tatanan iman gereja yang pada dasarnya umat Kristiani memahami. Meskipun pemahaman dan iman itu kadang larut dalam kedangkalan, kadang menipis tergerus hal-hal praktis, malah kadang goyang akhirnya hilang. Larut, menipis bah­kan hilangnya iman menghilangkan pula semangat hidup kristiani dengan menyia-nyiakan kehadiran, pengor­banan hidup Yesus seperti telah dinyatakan-Nya (ay.22.24).

Merenungkan Injil Lukas ini, kita diajak lebih menyadari apa hakikat kehadiran Yesus di dunia. Kelahiran-Nya bukan sekadar misa pagi dimalamkan. Kisah sengsara dari ruang pengadilan sampai Golgota bukan sekadar berlutut lalu berdiri dalam doa Jumatan. Bila balada penyaliban tiba dan kita diajak memanggul salib, itu pasti bukan dalam arti fisik, konkret, melainkan kesedian berkorban bagi orang lain, sebagaimana dicontohkan Yesus. Lalu mengapa Yesus masih bertanya kepa­da murid-Nya? Sejak kapan atau bera­pa lama Yesus kenal dengan mereka? Mengapa pertanyaan itu Ia ajukan?

lnjil Lukas, Yesus ingin menegas­kan tentang diri-Nya kepada murid-Nya. Kepada Petrus: "di atas batu karang ini akan Ku-dirikan gereja-Ku." Batu karang iman yang tak lekang oleh waktu.

Pernyataan itu menegaskan Yesus tidak menyembunyikan sesuatu dan tidak ragu karena Ia bukan peragu. Ia ingin tahu dan memastikan bahwa misi kehadiran dan ajaran-Nya tetap digugu dan ditiru, karena Ia adalah Guru. (Suwanto Soewandi, St. Benedictus)

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...  Kembali

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi