Rumah Bapa ( Yoh 14: 1-12 )
20 May 2011, 21:35
Dalam ilmu manajemen dikenal istilah perencanaan. Apa pun yang dilakukan untuk bisa terarah perlu direncanakan. Rencana untuk meraih tujuan akhir (goal setting). Tujuan itu yang harus dihidupi dalam pikiran, diolah dalam keseharian, dan dilakukan dalam tindakan. Oleh karena itu tujuan tersebut harus sungguh-sungguh bernilai bahkan sangat bernilai. Dengan demikian segala potensi serta daya kemampuan yang ada dicurahkan untuk meraihnya. Tujuan yang tidak dianggap bernilai akan dilakukan ala kadarnya, sambil lalu saja. Jika dapat syukur, tidak dapat ya tidak apa-apa. Dengan demikian menjadi lemah dan kurang berdaya untuk diperjuangkan. Tidak ada motivasi kuat yang mendorongnya.
Demikian juga dalam ranah hidup beriman. Ada tujuannya. Kalau saja tujuan beriman ini belum jelas, niscaya sikap beriman pun akan menjadi bias juga. Kalau beriman hanya karena ikut-ikutan, tentu saja perilakunya pun asal-asalan. Jadi marilah kita pertegas dan perjelas, apa tujuan kita beriman. Ketika saya tanya kepada anak-anak mereka menjawab beriman karena mau masuk sorga. Jawaban benar. Tapi sejauh mana sorga itu memang menjadi tujuannya? Inilah yang membedakan kualitas orang beriman itu. Orang beriman sejati tentu akan memberdayakan segala potensi diri untuk memuliakan Tuhan. Dengan penuh ketulusan dan keikhlasan dia akan menjalankan tugas dan kewajibannya dengan sepenuh hati. Dia tidak hanya berujar, berucap kata suci, namun juga berbuat. Apa pun yang dikerjakannya memiliki nuansa ketulusan. Hidup orang beriman sejati menyatu padu antara hati dan tindakan. Antara doa dan perbuatan. Hidup untuk menuju Rumah Bapa.
Rumah Bapa adalah tempat yang membahagiakan. Di tempat itu yang ada hanyalah damai sejahtera yang abadi. Sebab di sinilah perjumpaan manusia dengan Tuhan terjadi. Perjumpaan karena Tuhan Yesus sudah mendahului untuk mempersiapkan tempat bagi umat-Nya. Dia juga menjadi jalan menuju ke sana. Jadi bersama Dia niscaya kita akan sampai tujuan. Oleh karena itu marilah kita bersukacita, bergembira. Dalam kegembiraan kita bekerja, berbuat kebaikan, mengamalkan cinta kasih. Bersama Dia kita berbuat kebajikan dan peduli, dengan berlaku jujur dan adil. Bersama Dia, kita menjadi hidup suci. Dan bersama Dia kita berziarah menuju sorga suci yang abadi.
(A. Rianto)
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |